Sukses

Wabah Penyakit Ini Menyisakan Manusia Unggul di Eropa

Wabah penyakit menular pernah hampir menghabisi penduduk Eropa di Abad ke-15. Namun, di sisi baiknya, mereka yang selamat justru lebih kuat.

Liputan6.com, Jakarta Wabah penyakit menular pernah hampir menghabisi penduduk Eropa di Abad ke-15. Namun, di sisi baiknya, mereka yang selamat justru lebih kuat daripada generasi sebelumnya. Berikut ini laporan yang dilansir dari Aol.com (8/5/2014) mengenai sisi baik dari suatu bencana wabah.

Maut Hitam (Black Death) diperkirakan merupakan wabah bubonik atau pes yang disebabkan oleh enterobakteria Yersinia pestis yang disebarkan hewan pengerat terutama tikus.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa setelah wabah itu menghantui Eropa di pertengahan tahun 1400-an, generasi manusia yang bisa bertahan malah hidup lebih lama dan dengan tingkat kehidupan yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Para peneliti berkutat dengan 600 kerangka dari masa sebelum dan sesudah Maut Hitam di London dan menentukan umur ketika para korban itu tewas, demikian dilaporkan PLOS One.

Begitulah akhirnya mereka menemukan suatu kabar baik. Penyintas (survivor) hidup jauh lebih lama dengan risiko tingkat kematian yang lebih rendah di antara semua penduduk yang terkena wabah.

Salah satu peneliti mengatakankepada LiveSience bahwa wabah itu sesungguhnya telah menjadi seleksi alamiah: menyingkirkan yang tua, lemah, dan rentan dan menyisakan mereka yang sehat untuk meneruskan gen-gen bermutu tinggi kepada keturunan mereka.

Dimulai di tahun 1437, wabah itu berpindah dari Turki dan Yunani ke Italia dan ke seluruh Eropa, hingga akhirnya mencapai London dan membinasakan setengah penduduk kota London.

Perkiraan angka kematiannya bermacam-macam, tapi tetap berkisar di angka yang besar. Angka kematian berkisar antara 25 juta, 75 juta, 100 juta dan mencapai 200 juta. Tapi, angka kematian 25 juta pun sudah tiga kalinya jumlah penduduk kota New York di masa kini.

Ketika wabah penyakit itu berkurang di Eropa, sekitar 30 hingga 50 persen penduduknya sudah tiada, demikian laporan History Channel. Sulit dibayangkan, namun, sebagaimana temuan dalam penelitian itu, hal itu memberi jalan kepada hidup yang lebih baik kepada mereka yang bertahan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Time, jumlah tenaga kerja menjadi berkurang, sehingga memungkinkan orang-orang sehat yang tersisa untuk meminta pembayaran lebih mahal dan suasana kerja yang lebih baik. Di akhir abad itu, gaji naik tiga kali lipat dari sebelumnya, dan makanan (roti dan daging) melimpah.

Selama ini dipercaya bahwa Maut Hitam merupakan penyakit yang dibawa oleh tikus dan disebarkan oleh lalat, namun sebagaimana dilaporkan pada bulan Maret, suatu penemuan kuburan massal menunjukkan bahwa penyebarannya mungkin saja melalui udara, disebarkan melalui batuk dan bersin.

Dan Eropa tidak sendirian. Menurut The Atlantic, telah pernah dilaporkan adanya kasus-kasus dan penularan wabah jenis bubonik di negara-negara Afrika dan Asia dalam sepuluh tahun terakhir. Ada sekitar 1.000 hingga 2.000 kasus dilaporkan setiap hari.

Syukurlah, sekarang ini wabah itu dapat disembuhkan dengan antibiotik. Hanya ada lima kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat sejak tahun 2001. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini