Sukses

Malala Kutuk Boko Haram yang Culik dan Jual Gadis Sebagai Budak

Menurut Malala Yousafzai, dunia tak seharusnya berdiam diri menyaksikan penculikan brutal para gadis muda di Nigeria.

Liputan6.com, London - Lebih dari 300 gadis berusia 16 sampai 18 tahun diculik di Nigeria. Hanya karena mereka bersekolah. Bagi penculik -- militan garis keras Boko Haram -- perempuan muda tak seharusnya menempuh pendidikan, menikah saja cepat-cepat dan tinggal berdiam diri dalam rumah.

Pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau bahkan mengancam akan menjual para korban sebagai 'budak'.

Apa yang terjadi di Nigeria menjadi keprihatinan dunia. Tak terkecuali bagi Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang ditembak Taliban tahun 2012 lalu karena mengkampanyekan pendidikan bagi gadis-gadis muda. Gadis 16 tahun itu selamat setelah menjalani operasi dan rehabilitasi selama berbulan-bulan di Inggris.

Menurut dia, dunia tak seharusnya berdiam diri menyaksikan penculikan brutal itu. "Jika kita tetap diam, ini akan terus terjadi," kata dia kepada BBC, seperti dikutip Liputan6.com, Kamis (8/5/2014).

Mendeskripsikan gadis-gadis Nigeria sebagai 'saudari' yang 'berada dalam penjara', Malala mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah kejadian penculikan serupa adalah untuk berteriak lantang menentangnya. Untuk bertindak.

Malala menyebut Boko Haram sebagai ekstremis yang justru tak memahami ajaran Islam -- yang mewajibkan umatnya mendidik dirinya sendiri, menjadi toleran, dan berbuat baik pada orang lain.

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan juga tak tinggal diam. Ia melancarkan kritik kepada Pemerintah Nigeria dan negara-negara Afrika lain, karena tak bereaksi cepat untuk membantu para korban penculikan. Annan meminta mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk membantu.

Tak ketinggalan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang mengutuk keras penculikan tersebut sebagai tindakan yang 'keterlaluan' dan 'menyakitkan'. Sementara, Ibu Negara AS Michelle Obama bergabung dalam kampanye sosial media, dengan men-tweet fotonya memegang kertas bertuliskan pesan: #BringBackOurGirls.

Kasus penculikan ratusan gadis di Nigeria membayang-bayangi ajang World Economic Forum yang dibuka di ibukota Nigeria, Abuja, Rabu malam waktu setempat. AS, Inggris dan Perancis telah mengutus tim ahli ke Nigeria untuk membantu pemulihan para korban selamat.

Sementara, Perdana Menteri China, Li Keqiang menawarkan bantuan satelit dan badan intelijennya untuk membantu pencarian para korban.

Kepolisian Nigeria telah menawarkan sayembara bernilai US$ 300 ribu untuk siapapun, yang membantu aparat menemukan dan menyelamatkan para sandera. Namun tindakan tersebut dinilai terlambat.

Boko Haram, yang namanya berarti 'pendidikan Barat haram' dalam bahasa lokal Hausa mulai melakukan aksi pemberontakan pada 2009. Setidaknya 1.000 orang tewas akibat ulah mereka, hanya di tahun 2014 ini.

Boko Haram juga dituduh melakukan serangan lain di negara bagian Borno Senin 7 Mei, di mana dilaporkan 300 orang meninggal dunia. Penduduk setempat mengatakan, militan bersenjata mengamuk di Gamboru Ngala. Insiden itu terjadi setelah menyebar desas-desus bahwa para korban penculikan terlihat di tempat lain, untuk mengecoh aparat untuk meninggalkan area itu. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.