Sukses

Credit Suisse Hadapi Gugatan Penggelapan Pajak

Kasus Credit Suisse ini memberi pukulan telak kepada penghindar pajak di luar negeri.

Liputan6.com, New York Sistem perbankan Swiss terkenal dengan tingkat kerahasiaan yang luar biasa. Berdalihkan aturan negara Swiss yang menjamin kerahasiaan itu, bank-bank Swiss menjadi kegemaran para pihak dari seluruh dunia yang ingin menyembunyikan harta kekayaan mereka—entah dari manapun sumber kekayaan itu.

Sekarang hal itu tidak segampang dulu bagi para nasabah Amerika Serikat (AS) yang menyembunyikan harta kekayaan mereka di bank-bank Swiss yang terutama dilakukan untuk menghindari pajak AS atas harta kekayaan mereka.

Terkait penyidikan terhadap kegiatan penghindaran pajak oleh warganegaranya, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan desakan keras sebagaimana dilaporkan dalam International Business Times (5/5/2014) sebagai berikut:

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menginginkan agar Credit Suisse, pengelola harta (wealth manager) ke dua terbesar di Swiss setelah UBS, untuk mengaku bersalah karena telah membantu orang-orang kaya AS menyembunyikan kekayaan mereka di rekening-rekening bank di Swiss demi menghindari pajak AS.

Pihak berwenang AS telah mengajukan tuntutan “luar biasa” sehubungan dengan denda yang akan diputuskan dan telah meminta semua nama warga negara AS yang menyembunyikan uang mereka di rekening-rekening Credit Suisse, demikian dilaporkan oleh NZZ am Sontag (4/5/2014).

Di lain pihak, harian Swiss yang lain, Schweiz am Sonntag, mengatakan bahwa Credit Suisse menggugah pemerintah Swiss untuk menerbitkan peraturan darurat jika tidak ada lagi jalan keluar yang lain.

“Washington meminta adanya pengakuan bersalah,” demikian disampaikan oleh seorang sumber yang dekat dengan bank yang tidak ingin diungkapkan namanya kepada NZZ am Sonntag.

Ketika dicecar oleh Reuters, seorang jurubicara Credit Suisse menolak untuk memberi komentar atas dua laporan itu.

Menteri Keuangan Swiss, Eveline Widmer-Schlumpf, telah bertemu dengan Menteri Kehakiman AS, Eric Holder, di Washington, DC untuk membahas perselisihan pajak ini. Ia mengusahakan perlakuan yang adil dan setara bagi bank-bank Swiss yang sedang dalam penyidikan.

Seperti pernah diberitakan di beberapa media lain, Credit Suisse sedang dikejar-kejar oleh pihak berwenang di bidang keuangan di AS sehubungan dengan dugaan penghindaran pajak oleh warganegara AS, sebagaimana dilaporkan dalam New York Times (6 April 2014):

Credit Suisse Hadapi Gugatan Penggelapan Pajak

Departemen Kehakiman Amerika Serikat hampir tuntas melakukan penyidikan mereka akan peran Credit Suisse dalam menyembunyikan kekayaan orang-orang Amerika ke luar negeri.

Lebih dari itu, ancaman yang lebih besar untuk Credit Suisse yang dicurigai menyembunyikan bermilyar dollar milik nasabah-nasabah Amerika yang menghindari pajak datang dari penuntut federal. Departemen Kehakiman AS memang sedang mempertimbangkan kesepakatan yang menunda tuntutan supaya dapat menetapkan sejumlah besar denda tunai dan beberapa hukuman lain, namun sambil tetap meminta pengakuan bersalah dari suatu anak perusahaan Credit Suisse

Keadaan itu sebenarnya merupakan suatu jenis hukuman yang biasanya dihindari oleh pihak perbankan. Denda tunainya diperkirakan bisa melebihi jumlah 780 juta dollar AS yang pernah dibayarkan oleh UBS sehubungan dengan kasus yang serupa di tahun 2009.

Hantaman Bagi Para Penggelap Pajak

Kasus Credit Suisse ini memberi pukulan telak kepada tax shelters luar negeri yang selama ini menjadi keunggulan sistem perbankan Swiss. Walaupun mengganjar denda yang besar, keputusan ini tidak dapat menyelesaikan persoalan tax shelter ini.

Benjamin M. Lawsky dari Department of Financial Services untuk negara bagian New York, telah meminta Credit Suisse untuk menyerahkan beberapa dokumen. Beliau juga akan memeriksa apakah Credit Suisse berbohong tentang rekayasa persembunyian pajak dan telah meminta pihak Senat AS untuk mendapatkan dokumen-dokumen dalam perusahaan.

Pihak Senat telah menanyai pimpinan bank itu, termasuk Brady W. Dougan, yang memimpin Credit Suisse di AS dalam suatu dengar pendapat di bulan Februari lalu. Laporannya mengungkapkan kasus klasik kerahasiaan bank. Di bulan Maret, Senat setuju untuk membeberkan dokumen internal Credit Suisse kepada Department of Financial Services.

Padahal pada saat yang bersamaan, Credit Suisse sedang menghadapi kasus perdata di Securities and Exchange Commission.

Penyidikan oleh Departemen Kehakiman dan Department of Financial Services menenangkan para pengkritik di dalam Congress yang tadinya menyangka pemerintah AS akan membiarkan Credit Suisse lolos begitu saja.

Pemeriksaan terhadap Credit Suisse, bersamaan dengan beberapa perubahan dalam bidang hukum internasional, dapat membantu upaya pemerintah untuk menagih pajak dan menghukum bank-bank yang terlibat. Dan ini menggentarkan dunia perbankan Swiss yang diliputi penuh kerahasiaan.

Siapa Yang Bertanggungjawab?

Dalam dengar pendapat dengan Senat di bulan Februari lalu, pucuk pimpinan Credit Suisse meminta maaf atas pelanggaran ini. Namun mereka bersikeras bahwa persoalan ini sudah selesai tahun 2008 dan hanya melibatkan para pejabat bank di tingkat rendah. Pihak bank menyatakan telah secara sukarela menetapkan sejumlah tata kendali menghadapi persembunyian pajak, dan melaporkan bahwa tidak ada bukti keterlibatan para pimpinan perusahaan.

Mengutip Mr. Dougan, “Walaupun perilaku para karyawan itu melanggar kebijakan kami dan tidak diketahui oleh pucuk pimpinan, kami menerima tanggungjawab dan sangat menyesali tindakan para karyawan itu.”

Private banking telah menjadi sumber pemasukan bagi perekonomian negara Swiss. Selama berpuluh tahun, orang-orang kaya Amerika menyembunyikan kekayaan mereka melalui rekening-rekening rahasia. Pihak berwenang AS hanya mengambil tindakan setengah hati hingga akhirnya situasi berubah di tahun-tahun terakhir pemerintahan George W. Bush.

UBS menjadi yang pertama dikejar. Secara keseluruhan, Departemen Kehakiman telah mendakwa 73 pemilik rekening dan 35 pegawai bank, dan menandai 14 bank sebagai yang terlibat. Di tahun 2011, penuntut federal mendakwa tujuh pegawai Credit Suisse yang membantu penghindaran pajak.

Penyidikan atas Credit Suisse berjalan lamban karena terganjal seluk beluk hukum internasional yang mengharuskan pengadilan Swiss untuk memeriksa dokumen Credit Suisse sebelum boleh diberikan kepada Departemen Kehakiman AS.

Sebagai persiapan penyelesaian kasus ini, pihak bank telah mencadangkan dana sebesar 528 juta dollar AS untuk biaya hukum. Sejumlah 200 juta dollar AS telah dibayarkan kepada S.E.C. dan dana yang sekarang telah disisihkan untuk membayar denda-denda baru Departemen Kehakiman.

Bukti Melimpah

Laporan penyidikan oleh Senat telah memberi ilham kepada penyidikan Departement of Financial Services sehingga pembantu Mr. Lawsky menghubungi para pengacara Senat untuk mendapatkan bukti yang mendasari kasusnya: lebih dari 100000 dokumen Credit Suisse dan catatan wawancara puluhan sumber.

Semua bahan bukti itu merinci adanya upaya-upaya nekad untuk menghindari pajak. Tertulis juga kelakuan para karyawan Credit Suisse untuk menyenangkan nasabah-nasabah Amerika. Mereka membangun suatu kantor di bandara di Zurich untuk kenyamanan para nasabah Amerika, membuka rekening atas nama perusahaan samaran. Untuk mengurangi bukti tertulis, para karyawan bank ini melakukan perjalanan ke AS untuk bertemu dengan para nasabahnya.

Pernah ada suatu kejadian di mana seorang banker menemui nasabahnya di Mandarin Oriental Hotel dan, sewaktu sarapan pagi, menyerahkan laporan rekening nasabah itu yang disembunyikan dalam majalah Sports Illustrated.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.