Sukses

Ngerinya Ekspresi Alex Hribal, Siswa Penikam 22 Orang di Sekolah

Ketika beraksi, ekspresi Alex kosong. Dalam postingan gambar yang dimuat banyak media, Alex pun terlihat seperti memendam emosi kemarahan.

Liputan6.com, Pennsylvania - Rabu 9 April 2014 pagi waktu setempat, suasana mencekam mendera para siswa SMU di Franklin Regional High School di Murrysville, dekat Pittsburgh. Ketika mereka mulai berdatangan, sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat, tiba-tiba saja siswa bernama Alex Hribal berlari dan melukai siapa saja yang ditemuinya.

Berbekal 2 pisau dapur, anak laki-laki berusia 16 tahun itu beraksi melukai 21 teman dan 1 penjaga sekolah.

Seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (10/4/2014), ketika beraksi ekspresi Alex kosong. Dalam postingan gambar yang dimuat banyak media, Alex pun terlihat seperti memendam emosi kemarahan.

Salah satu murid, Mia Meixner mengatakan saat Alex mengamuk, anak-anak berebut keluar gedung sekolah. Mereka berteriak, "Lari, keluar dari sini! Ada orang bawa pisau!"

"Anak itu pandangannya kosong. Dia terlihat tak berekspresi, tidak tersenyum, tidak cemberut atau mengerutkan dahi," urai Mia.

Mia menyebut penyerang adalah seorang anak pemalu, yang senang menyendiri. Tetapi ia dan teman-temannya tak telalu memperhatikan, dan mereka tidak punya alasan untuk berpikir Alex adalah ancaman.

Penyataan itu berbanding terbalik dengan orangtua Alex. Mereka mengaku bingung, mengapa anak mereka yang biasanya tenang, bisa mengamuk seperti itu. Bahkan tega melukai orang lain.

"Dia seperti anak muda pada umumnya. Dia murid yang cukup pandai, dengan nilai rata-rata B+. Keluarganya seperti Ozzie dan Harriet --tokoh dalam serial sitkom America. Mereka makan malam bersama setiap malam," kata pengacara orangtua Alex, Patrick Thomassey.

"Semua siswa menyukainya. Dia bukan seorang penyendiri. Ia bekerja dengan baik dalam kelompok, lalu ini (penikaman) terjadi . Jadi pasti ada sebab untuk itu --itulah apa yang saya katakan. Dan kita harus mencari alasannya," imbuh pengacara itu.

Patrick menggambarkan dia sebagai murid yang baik yang bisa bergaul dengan orang lain, dan meminta pemeriksaan kejiwaan.

Seorang tetangga Alex juga mengatakan, pelaku adalah anak yang baik. Tak seperti yang disebutkan teman-teman sekolah "Saya tidak tahu dia benar-benar baik, tapi dia selalu menyapa kami," kata tetangga bernama Lori Renda.

Renda juga mengatakan, Alex sering bermain dengan anak-anaknya. "Keluarganya sangat baik. Sangat, sangat baik," imbuhnya.

Dugaan Motif

Polisi sejauh ini menduga motif Alex mengamuk karena ada yang mengancamnya. Mereka sedang menyelidiki laporan panggilan telepon, yang disebutkan mengancam Alex pada malam sebelumnya.

Seorang murid kepada Pittsburgh Post Gazette mengatakan, Alex dikabarkan menghubungi seorang siswa pada malam sebelumnya. Telepon itu diduga dibuat dengan menggunakan nomor rahasia.

Alex juga memiliki saudara yang bersekolah di Franklin Regional High School. Namun identitasnya belum dipublikasikan.

Pasca-insiden itu, sekolah ditutup 2 sampai 3 hari ke depan. "Sementara polisi melakukan penyelidikan," kata para pejabat.

Sebagian besar korban adalah mahasiswa berusia 14-17 tahun, dengan satu orang dewasa --penjaga keamanan laki-laki- menderita luka di bagian perut.

Pada sidang singkat, Jaksa John Peck mengatakan bahwa Alex ingin mati. Pernyataan itu diungkapkan Alex sesaat setelah dibekuk polisi. Setelah diamankan petugas, kedua tangan dan kaki Alex diborgol. Ia dituntun polisi menuju mobil untuk dibawa ke kantor polisi. [Baca Juga: Siswa Mengamuk dengan 2 Pisau Dapur di Sekolah, 22 Orang Terluka] (Elin Yunita Kristanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini