Sukses

Sejarah Monumen Surabaya dalam Koleksi Fashion Modern Dibba

Berikut uniknya koleksi fashion modern brand lokal Dibba yang terinspirasi dari sejarah monumen Surabaya di Fashion Nation 2018.

Liputan6.com, Jakarta Desainer muda semakin meramaikan dunia fashion Tanah Air dengan karyanya yang memukau. Dibba, brand fashion yang digawangi Faisal Shah, Ykha Amelz, dan Swaragita Anggita ini sudah mampu mencuri perhatian pencinta fashion dengan desainnya yang colorful dan kekinian.

Begitu juga pada pagelaran busana dari Senayan City, Fashion Nation 2018, Dibba memamerkan koleksi unik dan berbeda. Jika biasanya Dibba identik dengan koleksi yang warna-warni, khusus pada fashion show kali ini menghadirkan koleksi nuansa gelap bertajuk Stranger Danger.

Koleksi ini menghadirkan sejarah di balik kisah monumen Surabaya. Surabaya sendiri berasal dari dua suku kata, yaitu Sura dan Baya, yang berarti 'selamat dalam menghadapi bahaya'. Koleksi fashion ini menjadi gambaran bagaimana pertempuran yang terjadi antara Jawa dengan pasukan Tartar dari Mongolia.

"Koleksi ini terinspirasi dari cerita di balik monumen Surabaya, lebih tepatnya pada sejarah seputar etimologi Surabaya yang merepresentasikan pertempuran antara Jawa dan usaha invasi pasukan Tartar dari Mongolia," kata Ykha Amelz, Founder Dibba, kepada Liputan6.com di Senayan City Jakarta akhir pekan lalu. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Koleksi Dibba di Fashion Nation 2018

Saat itu pasukan Tartar dari Mongolia dipimpin oleh Kublai Khan melakukan invasi terhadap masyarakat Jawa. Namun, usaha mereka berhasil dipatahkan oleh Jawa. Perlawanan ini yang direpresentasikan Dibba lewat fashion.

"Kita mencoba memasukkan rasa dan elemen-elemen dari monumen buaya dan hiu tersebut beserta sejarahnya ke dalam desain baju dan ilustrasi print kali ini," kata Faisal Shah, Founder Dibba.

3 dari 3 halaman

Koleksi Dibba di Fashion Nation 2018

Siluet yang digunakan pada koleksi ini memadukan struktur dan detail dari pakaian tradisional Mongolia seperti Jaket, cutting geometris, dan persegi panjang. Aksen seperti kerah tinggi dan lengan lebar menyempurnakan koleksi ini.

"Untuk siluet kain ini kami menggabungkan unsur-unsur struktural dan detail dari pakaian tradisional dalam material yang ringan seperti sifon, organza, dan tulle," ucap Stella Budiarjo, desainer muda yang baru bergabung dengan Dibba.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.