Sukses

Panduan Menonton Piala Dunia di Qatar Dibuat Atas Rekomendasi Penyandang Disabilitas

Melalui buku panduan, penyandang disabilitas diharapkan dapat menikmati pengalaman menonton bola dan berwisata di Qatar dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta Qatar Foundation (QF) membuktikan komitmennya terhadap aksesibilitas untuk semua orang selama Piala Dunia. Melalui buku panduan, penyandang disabilitas diharapkan dapat menikmati pengalaman menonton bola dan berwisata di Qatar dengan baik.

Buku panduan “Qatar For All” bahkan bukan hanya tersedia dalam bahasa Arab, Inggris, namun juga ada versi braille untuk penyandang tunanetra.

Dalam buku digital itu juga, pengunjung Qatar akan ditunjukkan tempat-tempat istimewa termasuk pantai Katara yang ramah bagi pengguna kursi roda.

Selain itu ada pula pengenalan Abilty Friendly Program, tempat anak-anak disabilitas bisa menunjukkan kemampuan olahraga seperti renang, sepak bola atau pun kriket.

 

“Ekosistem di QF sudah dirancang dengan mempertimbangkan inklusi. Setiap orang dapat belajar dan berkembang. Kami berfokus pada aksesibilitas,” kata Nardine Gerges, Manajer Proyek di Kantor Kepala Komunikasi di Qatar Foundation, kepada Doha News.

Menurut Nardine, buku panduan ini terinspirasi oleh permintaan khusus aksesibilitas, sehingga akhirnya dibuat berdasarkan pengalaman dan rekomendasi para penyandang disabilitas.

Panduan QF ini juga dirancang untuk semua orang, termasuk orang tua dan anak-anak di kereta bayi.

 

“Di Qatar, ini adalah pertama kalinya sebuah panduan menggabungkan semua informasi,” kata Nardine.

 

“Ada banyak disabilitas tak terlihat yang tidak disadari orang. Orang kebanyakan sadar akan disabilitas yang bisa dilihat, sementara ada disabilitas seperti belajar dan disabilitas kognitif yang tidak terlihat oleh mata,” tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Piala Dunia untuk Semua

Dalam pembuatan buku panduan ini, QF juga berdiskusi dengan entitas lain, termasuk Supreme Committee for Delivery and Legacy (SC), Visit Qatar, dan Qatar Tourism.

“Kami berterima kasih kepada Qatar Foundation karena telah mengembangkan Panduan Aksesibilitas yang penting ini, yang pasti akan melanjutkan pembicaraan tentang aksesibilitas dan membangun warisan Qatar 2022,” kata Yasir Al Jamal, Direktur Jenderal di SC.

Dengan setidaknya 1,5 juta penggemar saat ini di Qatar, panduan ini juga ditampilkan di aplikasi Hayya, portal bagi pengunjung dan penduduk untuk mengakses semua hal tentang Qatar selama turnamen besar.

Bagian turnamen mencakup informasi aksesibilitas stadion; dari kursi yang menghadap ke lapangan, kamar mandi, alat bantu dengar, ruang sensorik, komentar deskriptif audio langsung di antara banyak lainnya.

Panduan ini juga secara rinci membantu penyandang disabilitas cara menuju ke setiap arena, serta jarak berjalan kaki atau petunjuk umum transportasi ke stadion.

“Qatar Foundation membantu memastikan ini adalah perayaan olahraga yang dapat dinikmati oleh semua orang,” kata Alexandra Chalat, Direktur World Cup Legacy di QF.

 

3 dari 4 halaman

Menjelajahi Budaya Qatar Melalui QF

 

Qatar sangat ingin menyoroti tradisi dan warisannya. Baik pengunjung maupun warga selalu terkagum-kagum dengan arsitektur masjid yang unik, seperti masjid Education City.

Karena banyak pengunjung Muslim berada di Qatar untuk Piala Dunia, Education City Mosque di gedung Minaretein pun telah diupayan ramah disabilitas.

Dihiasi dengan kaligrafi Arab, masjid ini telah lama menyambut semua orang, terutama saat sholat Jumat. Selama khotbah mingguan, interpretasi bahasa isyarat tersedia untuk jamaah yang membutuhkannya.

 

Menggabungkan lingkungan Qatar dan identitas Muslim, tanaman yang ditemukan di negara tersebut dipajang di Qur'anic Botanic Garden di Education City. Taman membawa pesan kepedulian terhadap lingkungan, baik sebagai kewajiban Islami maupun kemanusiaan.

Kebun raya dapat diakses dengan kursi roda, dengan tanda deskriptif pada setiap item yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

 

4 dari 4 halaman

Education City

Sejak dibuka pada 2017, Perpustakaan Nasional Qatar (QNL) telah berfungsi sebagai pusat pembelajaran utama bagi mereka yang ingin tahu tentang budaya Doha. Menampilkan lebih dari satu juta buku, termasuk koleksi warisan, ini memastikan bahwa setiap orang dapat memperoleh manfaat dari banyak sumber dayanya.

Perpustakaan memiliki ruang sensorik untuk anak-anak dengan kesulitan belajar, disabilitas perkembangan, atau gangguan sensorik.

QNL juga menawarkan sesi cerita indrawi untuk anak-anak, bersama dengan buku audio untuk pembaca muda dengan gangguan penglihatan. Ini merupakan tambahan dari sumber online, termasuk Bookshare, ABC, Overdrive dan Libby.

Pameran seni REESHA diadakan dari 13 Oktober hingga 31 Desember, mencakup panduan dwibahasa deskriptif audio, braille Arab, dan gambar kontras tinggi untuk mereka yang memiliki gangguan penglihatan.

Penyandang disabilitas dewasa dapat mengakses Assistive Technology Center, yang memiliki workstation yang dapat disesuaikan dan peralatan terbaru.Alat tersebut termasuk pena pemindaian dengan headphone, keyboard dan mouse ergonomis, keyboard dan printer braille, dan kaca pembesar elektronik portabel.

 

“Ketika kita mulai berpikir dengan cara yang inklusif, kita justru semakin menjadi jauh lebih inovatif dan kemudian semua orang mendapat manfaat darinya," kata Nardine.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.