Sukses

Pasta Gigi Jepang Dikirim ke Luar Angkasa, Penyandang Disabilitas yang Terlibat Turut Bangga

Seorang pengusaha di Jepang membuat pasta gigi yang bisa digunakan tanpa air dan dapat dimakan. Proses pembuatannya membantu penyandang disabilitas mendapatkan pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pengusaha di Jepang membuat pasta gigi yang bisa digunakan tanpa air dan dapat dimakan. Ia membuatnya agar sang ayah yang sakit kritis tetap bisa membersihkan giginya.

Namun Daisuke Teshima, presiden perusahaan biotek Trife Inc ini tak menyangka, pasta gigi untuk ayahnya itu dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Dilansir dari Asahi, Daisuke mulai mengembangkan Oralpeace setelah ayahnya didiagnosis menderita kanker stadium akhir dan mengalami diare karena secara tidak sengaja menelan obat yang diresepkan untuk infeksi jamur Kandidiasis di mulutnya.

Oralpeace dibuat dari ekstrak buah ume dan bahan alami lainnya. Bebas dari komposisi kimia, produk dapat ditelan tanpa efek kesehatan yang merugikan, kata Teshima.

Inovasinya ini lalu terdengar sampai ke Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). Mereka sampai memilih Oralpeace untuk digunakan oleh astronot Koichi Wakata, yang menuju ke ISS pada 6 Oktober, terutama karena kualitasnya yang tanpa perlu air.

Teshima mengatakan beruntung ayahnya sempat mencoba sampel produk yang akhirnya bisa sampai ke luar angkasa itu sebelum ia meninggal 10 tahun lalu.

“Saya telah memimpikan hari ketika ide saya akan digunakan di luar angkasa, jadi saya senang mimpi itu menjadi kenyataan,” kata Teshima. “Ayahku meninggalkan pesan untukku: Kembangkan sayapmu ke seluruh dunia.”

Teshima kemudian menemukan penemuannya dapat membantu para astronot mengatasi jumlah air yang terbatas di luar angkasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membantu Astronot di Luar Angkasa yang Minim Air

Menurut Daisuke, produk tersebut memanfaatkan bahan antimikroba yang berasal dari bakteri asam laktat, sehingga dapat digunakan sebagai pasta gigi. Selain itu, produk dapat menjaga kelembapan rongga mulut saat dioleskan di dalam mulut.

Teshima mempresentasikan konsep Oralpeace pada kampanye JAXA yang mengumpulkan solusi yang mungkin untuk masalah yang berkaitan dengan kunjungan ke luar angkasa.

Air sangat langka di luar Bumi sehingga astronot harus sangat membatasi cairan saat menyikat gigi dan mencuci rambut, menurut JAXA, menambahkan bahwa membawa air ke luar angkasa sangat mahal.

Oralpeace pun dipilih dari antara 94 kandidat untuk digunakan di ISS. Pemilihannya diumumkan pada musim gugur 2021.

Oralpeace dan delapan produk lainnya diluncurkan ke ISS bulan ini.

Teshima juga berencana untuk menjual produknya di pasar yang lebih menguntungkan daripada ISS.

"Saya akan memperluas jaringan penjualan kami ke pasar AS skala besar," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Memberdayakan Pekerja Penyandang Disabilitas

Orang lain sangat ingin melihat Oralpeace diuji di luar angkasa.

Versi semprot dari produk ini diproduksi dan dikemas di fasilitas Aozora Sorashi-do di Agano, Prefektur Niigata. Fasilitas ini membantu penyandang disabilitas mendapatkan pekerjaan.

Produk tube Oralpeace biasanya dibuat di pabrik di Yokohama. Tapi Teshima, yang memiliki anak yang menyandang disabilitas. Sehingga ia meminta Aozora Sorashi-do untuk mengemas tabung Oralpeace yang ditujukan untuk ruang angkasa.

“Kita semua memiliki kekuatan dan kelemahan tetapi bekerja sama untuk menyelesaikan produk,” kata Shun Yoshizawa, 23, yang terlibat dalam proyek tersebut. “Saya senang (JAXA memilih Oralpeace). Saya ingin banyak orang belajar tentang Oralpeace.”

 

4 dari 4 halaman

Kebahagiaan Para Pekerja Disabilitas

Pekerja lain juga mengucapkan terima kasih.

Tatsuma Abe menggambarkan Oralpeace ke ISS sebagai keputusan yang 'hebat'. Sementara Towa Yokono mengatakan, “Saya tidak bisa menyembunyikan kegembiraan ini.”

Teshima mengatakan ini adalah bagian dari upayanya untuk “menciptakan jalan bagi penyandang disabilitas untuk terus hidup.”

“Banyak penyandang disabilitas sekarang bisa mendapatkan pekerjaan tetapi hanya sedikit dari mereka yang bisa bekerja di perusahaan biasa,” katanya.

“Solusi yang realistis adalah memberikan tawaran pekerjaan khusus kepada mereka yang kesulitan bekerja di perusahaan biasa tetapi tetap ingin terlibat dalam kegiatan bisnis. Dengan begitu, mereka bisa bekerja sambil pergi ke fasilitas perawatan,” tambahnya.

Teshima mengatakan visinya tercermin dalam program Oralpeace.

“Kami akan mengukir masa depan kami dengan orang-orang penyandang disabilitas dan keluarga mereka di seluruh dunia mulai sekarang,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.