Sukses

Mengenal Vaskulitis yang Melumpuhkan Penglihatan dan Pendengaran Ashton Kutcher

Ashton Kutcher mengaku memiliki gangguan penglihatan dan kesulitan mendengar akibat kondisi vaskulitis

Liputan6.com, Jakarta Orang tidak akan menyangka bintang Hollywood Ashton Kutcher membeberkan kehidupannya yang sulit selama pertunjukan Bear Grylls. Namun berdasarkan pernyataannya, ia mengakui bahwa tiga tahun lalu ia tidak bisa berjalan, mendengar atau berbicara setelah didiagnosis menderita vaskulitis.

Dilansir dari IndianExpress, dalam video yang diambil dari pertunjukan tersebut, ia mengatakan, “Saya memiliki bentuk vaskulitis yang aneh dan sangat langka, yang seperti melumpuhkan penglihatan saya, melumpuhkan pendengaran saya, seperti melumpuhkan semua keseimbangan saya….beruntung saya masih hidup. Anda tidak benar-benar menghargainya sampai itu hilang.”

Kutcher tidak sendirian, banyak orang lain yang menghadapi gangguan autoimun ini dan seringkali gaya hidup dan stres mental menjadi pemicunya, kata Dr Tarun Grover, Direktur, Peripheral Vascular and Endovascular Sciences, Medanta Hospital, Gurugram.

Vaskulitis pada dasarnya adalah sekelompok gangguan yang mempengaruhi pembuluh darah kita dengan meradang. Ini adalah gangguan autoimun, yang dalam bahasa awam berarti peradangan yang disebabkan karena kekebalan orang itu sendiri.

Dalam kondisi seperti itu, mekanisme kekebalan seseorang mulai bertindak melawan jaringan tubuh sendiri. Jadi, ada penyakit tertentu dimana sistem kekebalan tubuh menyerang pembuluh darah vena, arteri dan kapiler kecil tubuh. Tergantung pada sifat pembuluh darah, para ahli mengkategorikan penyakit ini sebagai vaskulitis pembuluh darah kecil, sedang atau besar.

Ia mengaku memiliki gangguan penglihatan dan kesulitan mendengar yang terjadi pada arteritis temporal, di mana orang mulai kehilangan penglihatan mereka karena pembuluh darah di sekitar mata terpengaruh. Ini adalah kondisi yang langka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Vaskulitis

Gejalanya tergantung pada jenis pembuluh darah yang terlibat. Selain itu, ada beberapa gejala umum yang meliputi peradangan, penurunan berat badan, demam, kelelahan dan kelelahan. Beberapa orang juga mengeluhkan lesi kulit, bintik merah dan memar.

Vaskulitis dapat terjadi di bagian tubuh mana pun atau memengaruhi organ yang terhubung dengan pembuluh darah. Dalam beberapa kasus yang parah, gumpalan terbentuk di pembuluh yang mengarah ke pembentukan ulkus.

Jika pembuluh darah yang terkena adalah pembuluh darah yang memasok darah ke otot atau tulang, hal itu menyebabkan nyeri sendi dan artritis reaktif. Demikian pula, jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak terpengaruh, kekurangannya dapat menyebabkan sakit kepala dan gangguan penglihatan. Nyeri perut terjadi ketika saluran cerna terlibat dan bercak darah menyertai serangan batuk ketika saluran pernapasan terlibat. Jadi, itu dapat mempengaruhi banyak organ sekaligus.

 

3 dari 4 halaman

Siapa yang berisiko?

Orang yang menderita gangguan autoimun berisiko tinggi terkena vaskulitis. Orang yang menderita rheumatoid arthritis, hepatitis C juga bisa terkena vaskulitis. Diagnosis pasti ditegakkan secara klinis dengan respons medis dan melakukan biopsi.

Pengobatan utama penyakit ini terletak pada penekanan kekebalan seseorang, yang dilakukan dengan pemberian steroid anti inflamasi dan antibodi monoklonal. Ini bertindak melawan penanda kekebalan dan membantu menekan kekebalan.

 

4 dari 4 halaman

Dianjurkan menjauhkan stres

Selama suatu periode, penyakit ini mengalami remisi dan dapat bertahan selama bertahun-tahun bersama-sama. Gejala pasien mulai berkurang parah dan mereka akan mulai merasa nyaman. Namun, itu bukan obat penyelesaian karena seseorang dapat memiliki gejala serupa yang berulang setelah bertahun-tahun.

Oleh karena itu, begitu penyakitnya sembuh, mengikuti gaya hidup sehat menjadi sangat penting. Diet yang tepat, olahraga yang baik dan mempertahankan gaya hidup yang baik, menjaga jarak dari faktor risiko eksternal, seperti merokok berlebihan dan konsumsi alkohol, adalah suatu keharusan.

Selain itu, menjauhkan stres dan menjaga ketenangan pikiran sama pentingnya karena banyak gangguan autoimun terkait dengan stres mental

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.