Sukses

Cerita Pak Said, Driver Ojol di Jakarta yang Gratiskan Anak Sekolah dan Difabel

Pak Said, seorang driver ojek online (Ojol) Grab menggratiskan anak sekolah dan difabel

Liputan6.com, Jakarta Terbentur faktor ekonomi sejak pandemi COVID-19 membuat Pak Said, seorang driver ojek online (Ojol) Grab memutar otak untuk terus mencari nafkah bagi keluarga.

Namun di tengah-tengah kesulitannya, ia ternyata berhati besar untuk menggratiskan semua anak sekolah dan difabel.

"Jadi ceritanya, awal pandemi itu semua amburadul. Saya usaha di tempat lain nggak bertahan lama. Lalu jaga orangtua sakit, Qodarullah orangtua meninggal beda 6 hari," cerita Pak Said, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (10/8/2022).

Said lalu mencari cara lain untuk mendapatkan uang. Ia pun berencana membuka restoran cloud kitchen, namun niat itu diurungkan lantaran sang istri hamil.

"Istri saya hamil. Dia morning sickness luar biasa. Jadi niatan buka restoran pending," ujarnya.

Tak kehabisan jalan, Said lalu memulai menjadi driver ojol. Ia resmi bergabung di Grab pada 22 Januari 2022. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terinspirasi sopir taksi

Setelah sekian bulan menjadi driver ojol, suatu waktu Said melihat sebuah video dari kakaknya. Bahwa ada sopir taksi muslim di Rusia yang selalu mengantar penumpang ke gereja dengan gratis. Baik pergi dan pulang, sopir taksi itu selalu menunggu.

"Dari situ saya terinspirasi, oh ternyata masih ada manusia baik. Makanya dulu niatnya saya antar penumpang ke tempat ibadah. Setiap hari minggu saya tunggu dan susurin dari gereja ke gereja untuk anter non muslim, tapi sudah 2 bulan nggak dapet," katanya.

Meski begitu, ia sudah mulai menggratiskan penumpang anak sekolah. Menurut Said, jumlah anak sekolah yang diantarnya bahkan sudah tak terhitung. "Kalau anak sekolah ngga kehitung ya."

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Bertemu seorang Tunanetra

Sampai suatu hari, kenang Said, ia melihat ada seorang tunanetra yang sedang kesulitan berjalan kaki di sekitar Pondok Cabe, Jakarta.

"Waktu itu, di Pondok Cabe macet malem-malem. Ada apa, saya pikir. Pas saya lihat ada bapak-bapak ga ngeliat, jalannya makin ke tengah gitu jadi ngehalangin mobil dan motor lewat," katanya.

Said tanya, bapak tersebut mau kemana. Ternyata, ia hendak pulang ke rumahnya. "Ternyata dia mau pulang, rumahnya di Pondok Cabe 5. Dari kejadian itu, saya pikir mau menggratiskan penumpang difabel juga."

Menurut Said, banyak orang yang bingung dan tetap memaksa untuk bayar jasanya. Namun jika itu anak sekolah dan difabel ia mengaku ikhlas dan mengembalikan uang penumpangnya itu 100 persen. 

"Alhamdulillah ada aja rejekinya," katanya.

Said berharap, dengan tindakannya ini bisa membuka mata banyak pihak terkait untuk memberikan fasilitas terbaik bagi anak sekolah dan difabel. "Sekarang si saya lihat ya, di busway, KRL sudah bagus fasilitas untuk difabel. Tapi kalau di pinggir jalan, setahu saya masih belum."

Said menambahkan, sejauh ini niat baiknya akan terus dijalani. Tulisan besar di bagian punggung jaketnya bahkan mudah dikenali, bertuliskan Grab Gratis Anak Sekolah dan Difabel. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.