Sukses

Kampus Ini Menawarkan Terapi Akuatik untuk Pasien Autisme, Paralisis dan Hemofilia

National Institute of Physical Medicine and Rehabilitation (NIPMR) baru-baru ini mengumumkan sudah membentuk unit terapi akuatik untuk pasien autisme, paralisis (kelumpuhan), dan hemofilia.

Liputan6.com, Jakarta National Institute of Physical Medicine and Rehabilitation (NIPMR) baru-baru ini mengumumkan sudah membentuk unit terapi akuatik untuk pasien autisme, paralisis (kelumpuhan), dan hemofilia.

Unit besutan kampus tersebut didirikan di Kallettumkara, sebuah desa di India.

Dilansir dari Mathrubhumi, NPMRI bekerja di bawah departemen keadilan sosial negara bagian. Sebagai salah satu pusat layanan disabilitas terbaik di negara ini, unit ini menjadi fasilitas pertama di Kerala yang menawarkan terapi gratis kepada pasien tersebut.

Blok terapi air yang dibangun dengan anggaran Rs 2,75 crores (sekitar 521 juta rupiah) termasuk kolam buatan yang disterilkan dan fasilitas modern lainnya. Bangunan ini dibangun di 2355 kaki persegi dengan dua lantai. Ini adalah satu-satunya unit terapi akuatik yang dimiliki oleh pemerintah negara bagian.

Aquatic Therapy adalah solusi untuk kesulitan yang disebabkan oleh terapi menggunakan berbaring dan duduk di tempat tidur. Untuk terapi akuatik, kolamramah penyandang disabilitas, peralatan, dan delapan karyawan terlatih dan berpengalaman diatur di unit. Perawatan ini dapat mengatasi pembekuan darahmelalui terapi standar untuk pasien Hemofilia.

Dalam pengaturan ini, pasien kekerasan dapat dikendalikan. Latihan bersepeda di dalam kolam dibuat lebih mudah diakses oleh pasien yang berjuang dengan nyeri lutut. Selain itu, fitur langkah dan perangkat untuk membantu pasien masuk ke kolam, yang memiliki suhu 34 derajat yang konsisten.

NIPMR memberikan perawatan kepada rata-rata 250 pasien per hari dan mencakup departemen khusus untuk merawat cerebral palsy, autisme, dan cedera tulang belakang.

Untuk penyandang disabilitas, fasilitas seperti kelas dan unit pembuatan organ buatan tersedia. NIPMR juga menawarkan kursus termasuk empat setengah tahun Sarjana Terapi Okupasi dan Diploma dalam Pendidikan Khusus. Sebuah bus juga dioperasikan untuk memastikan layanan bagi penyandang disabilitas.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejumlah terobosan di India untuk penyandang disabilitas

1. Taman sensorik

Anak-anak penyandang disabilitas seringkali melewatkan kesempatan untuk menikmati pengalaman alam bebas. Baik karena kurangnya landai kursi roda dan stigma yang sering membuat mereka terikat di rumah.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah India membangun taman sensorik yang baru diresmikan.

Fasilitas ini diperkirakan memakan biaya hingga Rs 30 lakh (Rp58.086.000).

“Tujuannya adalah untuk menyediakan area bermain yang inklusif di mana anak-anak berkebutuhan khusus dan orang tua mereka dapat menghabiskan waktu berkualitas. Proyek ini juga ingin membuat tempat-tempat umum lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas,” kata seorang pejabat Departemen Keadilan Sosial, dilansir dari newsindianexpress.

3 dari 4 halaman

2. Pusat bimbingan anak disabilitas

Pemerintah India mendirikan pusat intervensi dini lintas disabilitas (EIC) untuk memberikan bimbingan dan bantuan profesional kepada anak-anak, terutama mereka yang sampai dengan usia 6 tahun dengan semua jenis disabilitas.

Departemen Pemberdayaan Penyandang Disabilitas (DEPwD) di bawah Kementerian Keadilan Sosial dan Pemberdayaan, melalui EIC ini, berupaya menghilangkan atau mengurangi keparahan disabilitas pada tahap awal sehingga anak-anak dapat mencapai potensi penuh mereka di masa depan.

4 dari 4 halaman

3. Portal Artificial Intelligence pekerjaan disabilitas

Institut Teknologi India (IIT-Hyderabad) meluncurkan versi beta 'Swarajability', sebuah portal pekerjaan dengan kecerdasan buatan yang membantu penyandang disabilitas memperoleh keterampilan yang relevan dan mencari pekerjaan.

Platform Swarajability akan menganalisis profil pencari kerja dan menyarankan keterampilan yang mereka perlukan untuk memenuhi syarat. Dengan demikian bisa membantu bagian populasi yang rentan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.