Sukses

Bahaya Polusi Suara pada Gangguan Pendengaran dan Mental

Semakin banyak penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam stres, kesehatan mental, dan tekanan darah selain dari gangguan pendengaran permanen dan kerusakan telinga karena efek polusi suara.

Liputan6.com, Jakarta Ribuan orang di seluruh dunia terkena dampak buruk akibat polusi suara setiap tahun. Semakin banyak penelitian telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam stres, kesehatan mental, dan tekanan darah selain dari gangguan pendengaran permanen dan kerusakan telinga. Anak-anak dan remaja bahkan diklaim lebih rentan terhadap efek polusi suara.

Maka sebaiknya anak-anak di usia remaja perlu lebih berhati-hati terhadap polusi suara. Paparan terus-menerus dari kebisingan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental, dengan risiko yang sangat tinggi terkait dengan anak-anak dan remaja.

Bahkan European Environment Agency melaporkan kebisingan bertanggung jawab atas 16.600 kematian dini dan lebih dari 72.000 rawat inap setiap tahun di Eropa saja.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bukti keterkaitan antara paparan jangka pendek terhadap kebisingan polusi yang meningkatkan tekanan darah sementara, namun mempertaruhkan masalah kardiovaskular pada anak-anak.

Dilansir dari TimesNowNews, artikel yang baru terbit di Indian Journal of Paediatrics mencatat bahwa polusi suara juga dapat mempengaruhi pendengaran anak pada setiap tahap perkembangan, termasuk janin, bayi, dan remaja.

Apa itu polusi suara?

Mengacu pada buku panduan Environtmental Noise WHO, polusi suara mengacu pada suara yang tidak diinginkan atau berlebihan yang mempengaruhi kesehatan manusia, satwa liar dan lingkungan. Hal ini juga dikenal sebagai polusi suara.

Intensitas kebisingan diukur dalam desimal atau dB. Manusia dapat mendengar percakapan hingga 60dB. Menurut tingkat suara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kurang dari 70dB tidak merusak organisme hidup terlepas dari seberapa konsisten paparannya. Namun durasi juga mempengaruhi, misalnya paparan suara lebih dari 8 jam dengan tingkat desibel konstan bisa menjadi bahaya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jenis polusi suara

Adapun jenis polusi suara berdasarkan sumbernya: kebisingan lalu lintas; kebisingan lalu lintas udara; kebisingan dari lokasi konstruksi; suara hewan; kebisingan transportasi; kebisingan lingkungan; dan kebisingan industri.

Sedangkan jika berdasarkan sumbernya, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi sumber alami (misal suara letusan gunung berapi, guntur, auman binatang, dsb.) dan sumber buatan manusia (misal bising mesin, kendaraan, petasan, dll.).

3 dari 4 halaman

Polusi suara merusak organisme hidup

Menurut World Health Organization, tingkat suara kurang dari 70 dB tidak merusak organisme hidup, terlepas dari berapa lama atau konsisten paparannya. Namun, eksposur selama lebih dari 8 jam hingga noise konstan di atas 85 dB dapat berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan.

Jika Anda bekerja selama 8 jam setiap hari di dekat jalan atau jalan raya yang sibuk, Anda sangat mungkin terpapar polusi suara lalu lintas sekitar 85 dB.

4 dari 4 halaman

Efek polusi suara

Dikutip Merdeka, akibat polusi suara, maka lautan kini tidak lagi sepi. Ribuan bor minyak, sonar, alat survei seismik, perahu rekreasi pantai, dan kapal pengiriman kini memenuhi perairan. 

Polusi suara juga mengganggu kebiasaan makan paus, pola reproduksi dan rute migrasi, dan bahkan dapat menyebabkan pendarahan dan kematian.

Selain kehidupan laut, kehidupan hewan darat juga dipengaruhi oleh polusi suara dalam bentuk bunyi-bunyian lalu lintas, petasan, dan sejenisnya.

Terlepas dari apakah Anda sadar atau tidak, keberadaan polusi udara nyata adanya. Polusi suara dapat membahayakan kesehatan dengan berbagai cara. Berikut beberapa penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh polusi suara:

- Hipertensi.

- Kehilangan pendengaran. Mendengarkan musik keras di headphone atau terpapar suara pengeboran jalan di luar kantor, lalu lintas udara atau darat yang padat, atau insiden sejenisnya.

- Gangguan tidur. 

- Sejumlah penyakit dan disfungsi terkait polusi suara diketahui mempengaruhi anak-anak, mulai dari gangguan pendengaran hingga efek psikologis dan fisik.Berbagai disfungsi kardiovaskular.

- Tekanan darah yang meningkat disebabkan oleh polusi suara, terutama pada malam hari. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskular.

- Disfungsi psikologis dan gangguan kebisingan. Gangguan kebisingan adalah nama yang dikenal untuk reaksi emosional terhadap polusi suara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.