Sukses

Konsumsi Obat, Terapi, dan Konseling, Simak Cara Menangani Gangguan Kecemasan

Berbeda dengan rasa cemas biasa, anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan penyakit mental yang memicu rasa cemas dan takut yang konstan dan luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan rasa cemas biasa, anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan penyakit mental yang memicu rasa cemas dan takut yang konstan dan luar biasa.

Ada banyak perawatan untuk mengurangi dan mengelola gejala gangguan kecemasan. Biasanya, orang dengan gangguan kecemasan minum obat dan pergi ke konseling.

Melansir Webmd, perawatan untuk gangguan kecemasan meliputi:

Obat-obatan

Beberapa jenis obat digunakan untuk mengobati anxiety disorder. Setiap obat yang dikonsumsi harus melalui persetujuan dokter atau psikiater untuk menentukan mana yang paling cocok. Pasalnya, setiap obat ada dampak negatif dan positifnya.

Beberapa jenis obat yang bisa direkomendasikan dokter atau psikiater yakni:

-Antidepresan

Antidepresan modern (SSRI dan SNRI) biasanya merupakan obat pertama yang diresepkan untuk seseorang dengan gangguan kecemasan. Contoh SSRI adalah escitalopram (Lexapro) dan fluoxetine (Prozac). SNRI termasuk duloxetine (Cymbalta) dan venlafaxine (Effexor).

-Bupropion

Ini adalah jenis antidepresan lain yang biasa digunakan untuk mengobati kecemasan kronis. Ia bekerja secara berbeda dari SSRI dan SNRI.

-Antidepresan Lainnya

Ini termasuk trisiklik dan inhibitor monoamine oksidase (MAOIs). Mereka kurang umum digunakan karena efek samping, seperti penurunan tekanan darah, mulut kering, penglihatan kabur, dan retensi urin, bisa tidak menyenangkan atau tidak aman bagi sebagian orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Obat Berikutnya

Obat berikutnya yakni:

-Benzodiazepin

Dokter mungkin meresepkan salah satu obat ini jika pasien terus-menerus mengalami perasaan panik atau cemas. Obat ini membantu menurunkan kecemasan. Contohnya adalah alprazolam (Xanax) dan clonazepam (Klonopin).

Obat jenis ini bekerja dengan cepat, tetapi pasien bisa ketergantungan. Biasanya, obat-obat ini dimaksudkan sebagai tambahan untuk perawatan gangguan kecemasan dan pasien tidak boleh meminumnya untuk waktu yang lama.

-Beta-blocker

Jenis obat tekanan darah tinggi ini dapat membantu pasien merasa lebih baik jika pasien mengalami gejala fisik kecemasan, seperti jantung berdebar kencang atau gemetar. Beta-blocker dapat membantu pasien lebih rileks selama serangan kecemasan akut.

-Antikonvulsan

Digunakan untuk mencegah kejang pada penderita epilepsi, obat ini juga dapat meredakan gejala gangguan kecemasan tertentu.

-Antipsikotik

Dosis rendah obat ini dapat ditambahkan untuk membantu membuat perawatan lain bekerja lebih baik.

-Buspiron (BuSpar)

Obat anti-kecemasan ini kadang-kadang digunakan untuk mengobati kecemasan kronis. Pasien harus meminumnya selama beberapa minggu sebelum melihat gejala yang hilang sepenuhnya.

3 dari 4 halaman

Terapi dan Konseling

Selain obat-obatan, penanganan gangguan kecemasan juga bisa dilakukan dengan terapi dan konseling yang meliputi:

-Psikoterapi

Ini adalah jenis konseling yang membantu pasien mempelajari bagaimana emosi memengaruhi perilaku. Kadang-kadang disebut terapi bicara.

Seorang spesialis kesehatan mental yang terlatih mendengarkan dan berbicara kepada pasien tentang pikiran dan perasaan pasien dan menyarankan cara untuk memahami dan mengelola gangguan kecemasan pasien tersebut.

-Terapi perilaku kognitif (CBT)

Jenis psikoterapi umum ini mengajarkan pasien bagaimana mengubah pikiran dan perilaku negatif, atau penyebab panik, menjadi positif.

“Anda akan belajar cara untuk mendekati dan mengelola situasi yang menakutkan atau mengkhawatirkan dengan hati-hati tanpa kecemasan. Beberapa tempat menawarkan sesi CBT keluarga,” mengutip Webmd, Selasa (7/6/2022).

Gangguan kecemasan berbeda dengan rasa cemas biasa. Kecemasan yang biasa dialami banyak orang adalah emosi yang normal. Ini adalah cara otak bereaksi terhadap stres dan memperingatkan tentang potensi bahaya di depan.

Namun, gangguan kecemasan lebih dari sekadar rasa cemas. Kecemasan yang berlebihan dapat membuat penyandangnya menghindari pekerjaan, sekolah, kumpul-kumpul keluarga, dan situasi sosial lainnya yang dapat memicu atau memperburuk gejala.

4 dari 4 halaman

Jenis Gangguan Kecemasan

Ada beberapa jenis gangguan kecemasan atau anxiety yang dapat mengganggu kehidupan penyandangnya, yakni:

-Gangguan kecemasan umum. Penyandangnya dapat merasakan kekhawatiran dan ketegangan yang berlebihan dan tidak realistis dengan sedikit atau bahkan tanpa alasan.

-Gangguan panik. Penyandangnya merasakan ketakutan yang tiba-tiba dan intens yang menyebabkan serangan panik. Selama serangan panik, penyandangnya dapat berkeringat, nyeri dada, dan detak jantung berdebar (palpitasi). Terkadang bisa juga merasa seperti tersedak atau mengalami serangan jantung.

-Gangguan kecemasan sosial. Gangguan jenis ini juga disebut fobia sosial, ini adalah saat penyandangnya merasakan kekhawatiran dan kesadaran diri yang berlebihan tentang situasi sosial sehari-hari. Orang yang menyandang jenis ini secara obsesif khawatir tentang orang lain yang menilai atau mengejeknya.

-Fobia spesifik. Penyandangnya merasakan ketakutan yang intens terhadap objek atau situasi tertentu, seperti ketinggian atau terbang. Ketakutan ini melampaui apa yang seharusnya ditakuti, bahkan hal-hal biasa juga dapat dianggap sangat menakutkan dan ingin dihindari.

-Agoraphobia. Jenis ini ditandai ketika penyandangnya memiliki ketakutan yang kuat jika berada di tempat yang tampaknya sulit untuk melarikan diri atau mendapatkan bantuan jika terjadi keadaan darurat.

“Misalnya, Anda mungkin panik atau merasa cemas saat berada di pesawat terbang, transportasi umum, atau berdiri dalam antrean orang banyak.”

-Kecemasan akan perpisahan. Anak-anak kecil bukan satu-satunya yang merasa takut atau cemas ketika orang yang dicintai pergi. Siapa pun bisa mendapatkan gangguan kecemasan perpisahan. Penyandangnya akan merasa sangat cemas jika orang terdekat meninggalkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.