Sukses

Guru di Tiongkok Menghabiskan Tabungan untuk Dirikan Sekolah Khusus Difabel

Seorang kepala sekolah dari China Utara belum lama ini menerima penghargaan setelah ia menghabiskan tabungannya demi menciptakan sistem pendidikan gratis untuk siswa penyandang disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Seorang kepala sekolah dari China Utara belum lama ini menerima penghargaan setelah ia menghabiskan tabungannya demi menciptakan sistem pendidikan gratis untuk siswa penyandang disabilitas.

Dilansir dari SCMP, tindakannya tersebut diperkirakan mampu membantu lebih dari 500.000 siswa penyandang disabilitas menerima pendidikan gratis dan meningkatkan pengetahuan mereka. Maka pantas saja pengorbanannya tersebut patut dianugerahi pujian.

Beliau adalah Liu Aiye, usia 56 tahun, dari Provinsi Hubei, Tiongkok Tengah.

“Saya dulu seorang guru dan ketika saya bertemu siswa penyandang disabilitas, saya sangat tersentuh setelah orang tua mereka berbagi betapa sulitnya mendappatkan pendidikan untuk anak-anak mereka. Jadi saya berencana untuk mendirikan sekolah untuk mereka,” kata Liu, dikutip dari SCMP.

Dua belas tahun yang lalu, Liu menggunakan semua tabungannya dan mulai menawarkan layanan pendidikan gratisnya. Sekolah tidak hanya mencakup makanan dan akomodasi, tetapi juga menyediakan barang-barang perawatan khusus seperti handuk sanitasi.

Dalam laporan video di sekolah, kelasnya terlihat penuh oleh anak-anak. Ada yang membaca dan bernyanyi, dan mengambil pelajaran tambahan tentang cara mencari nafkah dengan bertani.

"Tahun pertama, saya menghabiskan lebih dari 1,2 juta yuan (Rp 2.579.832.000)", kata Liu.

“Itu membaik pada tahun 2014 setelah saya mendapatkan lebih dari 200.000 yuan (Rp 429.972.000) dari tanaman yang kami tanam di lahan pertanian yang saya beli untuk sekolah.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membantu lebih dari 500 siswa

Selama dekade terakhir, Liu telah mendukung lebih dari 500 siswa berusia dari tujuh hingga 30 tahun untuk menyelesaikan pendidikan mereka, dengan sekitar 120 orang melanjutkan untuk mencari pekerjaan yang dibayar.

"Saya merasa sangat bahagia, dan ini telah mendorong saya untuk tetap melanjutkannya," kata Liu.

Pekerjaan Liu kini telah menarik perhatian publik setelah laporan berita keluar. Bahkan ada banyak orang mengatakan kalau tindakan Liu tidak benar jika harus menggunakan tabungannya, dan mempertanyakan mengapa otoritas lokal tidak menyediakan sumber daya bagi para penyandang disabilitas.

"Jika ia kehabisan uang untuk sekolah, lalu bagaimana ia menyelesaikan masalah terus-menerus yang akan dihadapinya? Betapa tidak terbayangkannya itu," kata seorang pengguna Weibo, situs media sosial di China.

Sementara komentar lainnya, masih di Weibo, mengatakan, "Bukankah pihak berwenang mengambil alih? Haruskah ia terus menghabiskan tabungannya sendiri?"

"Bukankah ini seharusnya pekerjaan Biro Urusan Sipil? Apakah pemerintah setempat tidak punya uang?" debat yang lainnya.

Pada tahun 2008, China mengeluarkan undang-undang tentang perlindungan para penyandang disbailitas. Saah satu ketetapannya, kabupaten perlu menawarkan sekolah gratis selama sembilan tahun pertama pendidikan wajib kepada siswa penyandang disabilitas. Serta mengurangi biaya sekolah terkait bagi mereka yang sangat membutuhkan. Selain itu, beasiswa dan hibah dibentuk untuk membantu siswa yang miskin dan difabel untuk melanjutkan studi mereka.

Sementara saat ini media masih perlu komentar dari Departemen Pendidikan Provinsi Hubei tetapi belum menerima balasan hingga artikel ini dirilis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini