Sukses

Gunakan Kursi Roda, Penyandang Disabilitas Asal India Ini Tak Diperbolehkan Naik Pesawat

Sebuah maskapai penerbangan murah di India mendapat kecaman setelah seorang remaja disabilitas ditolak naik pesawat.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah maskapai penerbangan murah di India mendapat kecaman setelah seorang remaja disabilitas ditolak naik pesawat.

Penolakan ini dikarenakan staf mengatakan kepada orang tuanya bahwa anak itu akan menjadi risiko bagi penumpang lain, menurut sebuah laporan.

Insiden di bandara Ranchi pada Sabtu terungkap setelah seorang penumpang pesawat, Manisha Gupta, dalam penerbangan ke Hyderabad menggambarkannya di Facebook.

“Pada saat dia melewati pemeriksaan keamanan dan mencapai gerbang (hampir satu jam sebelum boarding), dia tampak dalam pergolakan kelaparan, kehausan, kecemasan dan kebingungan,” tulis Manisha Gupta mengutip New York Post pada Selasa (10/5/2022).

"Orangtuanya jelas tahu bagaimana menangani kehancurannya - dengan kesabaran, beberapa bujukan, beberapa ketegasan, banyak pelukan, dan lain-lain. Dan penumpang lain menghampiri untuk menanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan atau dukungan," tulisnya.

Gupta juga mengatakan, pengguna kursi roda itu menarik perhatian staf Indigo Airlines yang berjalan ke arah ketiganya dan memperingatkan mereka bahwa dia tidak akan membiarkan mereka naik.

Dia menggambarkan bagaimana saat boarding dimulai, penumpang lain menyatakan dukungan untuk keluarga dan anak laki-laki mereka.

“Ada delegasi dokter yang mengambil penerbangan yang sama. Mereka meminta staf darat untuk mendapatkan dokter bandara dan membiarkannya memeriksa kebugaran anak untuk bepergian,” jelas Gupta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dibela Delegasi Dokter

Bahkan, delegasi dokter juga menawarkan untuk memberikan dukungan penuh kepada anak dan orang tuanya jika ada episode kesehatan yang terjadi di udara.

“Kami adalah dokter yang bepergian dengan anak ini dan keluarganya. Sekarang biarkan dia naik,” kata mereka.

Tetapi seorang manajer IndiGo diduga memberi tahu para penumpang: “Anak ini tidak dapat dikendalikan. Dia dalam keadaan panik.”

Gupta mengatakan anak itu “duduk dengan sangat tenang di kursi roda, dilanda teror oleh bagaimana dia dipanggil sebagai risiko bagi dunia normal. 'Satu-satunya orang yang panik adalah Anda,' seorang penumpang wanita membalas pernyataan manajer itu.

Penerbangan itu akhirnya berangkat, meninggalkan tiga orang India pemberani di terminal keberangkatan, yang mungkin berjuang setiap hari untuk cinta, rasa hormat, dan martabat, tulis Gupta.

“Satpam mengunci dan mengamankan pintu boarding dengan alas besi dan rantai, bahkan ketika ibu dari anak itu memohon dari sisi lain pintu kaca,” katanya.

3 dari 4 halaman

Menjadi Viral

Perjuangan sang ibu untuk mendapatkan tempat duduk di pesawat bagi anaknya menyentuh hati warganet.

“‘Tahukah Anda apa artinya menjadi orang tua dari anak yang istimewa?” ibu itu bertanya kepada manajer maskapai dalam momen yang sangat menegangkan.

“Apakah menurut Anda sebagai seorang ibu, saya akan membiarkan anak saya melukai dirinya sendiri atau siapa pun?”

Menurut Gupta, ini adalah pernyataan paling menyayat hati yang pernah ia dengar. Tak lama, unggahannya menjadi viral dan mengumpulkan sekitar 1.600 komentar.

“Kekuatan untuk keluarga! Saya hanya berharap manajer tidak mengalami apa yang harus harus dialami keluarga ini," tulis seorang pengguna.

“Harus diingat karma akan membalas! Mendengar hal-hal seperti di negeri asing sekarang sama di negara kita di mana kita pikir kita adalah orang yang paling sensitif. Aib!"

Yang lain menulis: "Orang harus memboikot Indigo karena alasan ini, itu perilaku yang memalukan."

Menteri penerbangan India, Jyotiraditya Scindia, pada Senin menjanjikan untuk menindak kejadian ini dengan tepat. Ia juga mengatakan secara pribadi sedang menyelidiki insiden tersebut.

“Tidak ada toleransi terhadap perilaku seperti itu. Tidak ada manusia yang harus melalui ini,” katanya dalam tweet.

Sejauh ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sedang mencari laporan dari IndiGo, lapor BBC.

4 dari 4 halaman

Akhiri Diskriminasi

Diskriminasi terhadap penyandang disabilitas memang masih terjadi. Namun, berbagai pihak telah mengupayakan untuk mengakhiri diskriminasi tersebut.

Memberantas diskriminasi salah satunya dilakukan dengan kampanye global yang disebut WeThe15 akan menjadi pembawa perubahan untuk penyandang disabilitas pada 2030.

Kampanye global ini bertujuan meningkatkan inklusi, meningkatkan kesadaran, dan mengakhiri diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di seluruh dunia. Kampanye ini menyatukan koalisi organisasi dari International Paralympic Committee (IPC) hingga Unesco.

Dilansir dari BBC, peluncuran kampanye disabilitas ini telah dilakukan jelang Paralimpiade Tokyo 2020 yang tertunda yang dimulai pada 24 Agustus.

IPC dan International Disability Alliance yang telah bergabung dengan organisasi seni, bisnis dan hak asasi manusia termasuk Hak Asasi Manusia PBB dan The Valuable 500, memanfaatkan momen tersebut sebagai batu loncatan untuk meningkatkan kesadaran, mengubah sikap dan menciptakan lebih banyak peluang bagi penyandang disabilitas.

Kampanye tersebut telah disiapkan untuk mewakili 15 persen dari populasi dunia yang difabel, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,2 miliar orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.