Sukses

Tips Tenangkan Anak Autisme yang Tantrum Saat Perjalanan Mudik

Mudik Lebaran identik dengan kemacetan dan perjalanan jauh, hal ini dapat memicu tantrum bagi anak disabilitas seperti autisme.

Liputan6.com, Jakarta Mudik Lebaran identik dengan kemacetan dan perjalanan jauh, hal ini dapat memicu tantrum bagi anak disabilitas seperti autisme.

Seperti disampaikan Yenni Darmawanti, seorang ibu asal Sidoarjo, Jawa Timur yang memiliki anak autisme. Menurutnya, kondisi kendaraan umum yang penuh dengan penumpang, kendaraan tidak ber-AC, dan udara panas rentan membuat anak-anak dengan autisme mengalami tantrum.

Maka dari itu, ia membagikan tips menghadapi anak autisme yang mengalami tantrum di moda transportasi umum.

“Apakah perjalanan macet dan lama memicu anak tantrum? Iya pastinya, tapi kalau dalam kendaraan itu ada permainan yang dia senang atau tab yang bisa mengalihkan perhatian dia, bisa enggak terlalu tantrum,” kata Yenni kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara Minggu (1/5/2022).

Anak dengan autisme juga tidak bisa menahan pipis dan perlu segera membuang air kecil. Jika kondisinya sedang dalam perjalanan menggunakan kendaraan umum dan tidak bisa berhenti semaunya, maka cara yang mungkin dilakukan adalah menyiapkan botol kosong.

“Kita juga siapkan botol-botol kosong supaya kalau dia ingin pipis saat perjalanan (menggunakan kendaraan umum), bisa pipis di botol.”

Jika anak terlanjur tantrum, maka Yenni menggunakan minyak esensial khusus untuk menenangkan anak autisme dari tantrum.

“Yang pasti saya ada minyak untuk menenangkan, kita gosok-gosok dulu ke badannya, ke dada, ke punggung, ke tangan, memang harus dirileksasi ya supaya dia enggak tegang. Karena kalau tantrum dia bisa pukul-pukul kaca, pukul adik-adiknya.”

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siapkan Makanan dan Minuman Kesukaan Anak

Ketua Umum Yayasan Ananda Mutiara Indonesia ini juga bercerita, ia dan buah hatinya yang menyandang autisme, Mahesa, tidak mudik terlalu jauh, hanya dari Sidoarjo ke Lamongan, Jawa Timur. Mereka pun belum mengalami perjalanan terlalu jauh dan kemacetan yang lama.

Meski demikian, persiapan yang matang tetap perlu dipikirkan. Salah satunya persediaan makanan dan minuman kesukaan anak.

“Yang pasti makanan, minuman, camilan anak selama perjalanan ada di tempat yang terjangkau jangan terlalu sulit karena mereka pasti akan memerlukan,” ujar Yenni.

Selain makanan, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kendaraan untuk mudik. Ia sempat melakukan perjalanan bersama buah hatinya menggunakan kereta api. Guna memberi ruang yang nyaman bagi anak, maka Yenni membeli tiket kursi berhadapan seluruhnya.

Biasanya, kursi berhadapan diisi untuk 6 orang, sedangkan keluarga Yenni menduduki 5 kursi, maka ia membeli keenam tiket tersebut agar ada ruang kosong bagi anak lebih bebas bergerak.

“Ini agar anak nyaman dan tidak tercampur dengan orang lain. Jadi di kursi itu kita sekeluarga enggak ada orang lain yang masuk, itu yang saya persiapan kalau perjalanan jauh.”  

3 dari 4 halaman

Perbekalan yang Wajib Dibawa

Sedangkan, perbekalan yang wajib dibawa adalah obat-obatan anak. Yenni juga sering membawa susu steril untuk menjaga kesehatan anaknya selama perjalanan.

“Dulu sempat jatuh sampai bibirnya bengkak, kemudian saya kasih susu steril dan kondisinya kembali segar.”

Namun, Yenni mengimbau agar orangtua tidak memberikan coklat pada anak autisme karena makanan tersebut bisa memicu tantrum.

Selama pengalamannya melakukan perjalanan bersama buah hati yang menyandang autisme, Yenni menyatakan bahwa kendaraan pribadi memang lebih nyaman.

“Mobil pribadi itu lebih nyaman tapi kalau kendaraan umum semacam bus kota atau mungkin kereta api yang sudah saya coba yang penting mereka berlatih ya.”

Saat melakukan perjalanan menggunakan bus, Mahesa sempat rewel karena terlalu banyak penumpang.

“Dia sempat tantrum tapi Alhamdulillah kita siap, jadi kalau dia rewel dia minta jalan ya kita ikutin aja tapi ya tetap sih enggak terlalu nyaman. Apalagi busnya tidak ber-AC nah itu makin enggak nyaman lagi. Kalau ber-AC dan bersih itu masih memungkinkan.”

4 dari 4 halaman

Lindungi dari Paparan COVID-19

Mudik kali ini masih dalam era pandemi COVID-19. Sedangkan, anak disabilitas merupakan salah satu kelompok yang rentan terpapar.

Untuk itu, epidemiolog Dicky Budiman membagikan tips agar terhindar dari paparan COVID-19 selama mudik Lebaran.

“Pertama prinsipnya adalah memahami bahwa situasinya masih pandemi sehingga kewaspadaan dituntut untuk setiap orang dan setiap anggota keluarga,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara ditulis Jumat (29/4/2022).

Kedua, tidak melakukan perjalanan yang tidak esensial. Ini adalah kunci tetap aman, karena perjalanan meningkatkan risiko penyebaran dan terpapar virus Corona.

“Ketika kita terpaksa untuk melakukan perjalanan seperti mudik, maka wajib untuk mempertimbangkan safe mode dari perilaku, dari pemilihan transportasinya, dan kepatuhan terhadap protokol yang dikeluarkan pemerintah.”

Hal ini penting dalam konteks mudik dan semua masyarakat perlu berperan meminimalisasi risiko terpapar atau memaparkan virus, tambahnya.

Bicara soal safe mode dari perjalanan, ini mencakup hal-hal seperti:

-Memastikan status imunitas diri sendiri berdasarkan vaksinasi yang sudah diperoleh. Misalnya vaksinasi sudah dua dosis, lebih baik lagi jika dua dosisnya diperoleh tak lebih dari dua bulan lalu. Lebih bagus lagi jika sudah mendapatkan booster.

-Memastikan tidak memiliki gejala seperti flu, batuk, demam. Jika bergejala lebih baik istirahat, bila perlu pastikan dengan rapid test.

-Memastikan tidak ada kontak dengan kasus positif.

-Memastikan status kesehatan tercermin di PeduliLindungi, kalaupun tidak, perlu ada surat sebagai bukti keterangan untuk mempermudah perjalanan.

-Memastikan orang yang mudik bersama memiliki status aman atau tidak dalam risiko tinggi seperti lanjut usia dan anak-anak, jika pun terpaksa maka lakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

-Jika bisa, mudik dilakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.