Sukses

Studi: Degenerasi Makula Bisa Jadi Sebab Utama Kecemasan, Depresi pada Lansia

Degenerasi Makula yang mengakibatkan gangguan penglihatan, mengganggu rutinitas pasien, membuat mereka ketergantungan dan juga meningkatkan disabilitas fungsional.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan penglihatan akibat age-related macular degeneration atau AMD (degenerasi makula terkait usia) adalah penyakit di mana pembuluh darah abnormal tumbuh di makula (bagian tengah retina) yang menyebabkan kerusakan pada penglihatan sentral dan membuatnya sulit untuk diatasi.

Gejala awal AMD adalah kesulitan melihat di malam hari. Pada tahap selanjutnya, pasien AMD melihat titik buta dan kemampuan mereka untuk membaca, menonton televisi, mengemudi dan mengenali wajah akan terpengaruh. Kemudian berkembang menjadi kebutaan.

Gangguan penglihatan mengganggu rutinitas pasien, membuat mereka ketergantungan dan juga meningkatkan disabilitas fungsional.

Dilansir dari news18, pakar kesehatan mengungkapkan bahwa AMD, penyumbang 8,7 persen dari semua kebutaan di seluruh dunia, adalah penyebab paling umum kecemasan, dan depresi yang terlihat di antara orang yang lebih tua dari 60 tahun. Selain itu, mereka juga menegaskan bahwa AMD memiliki dampak psikologis negatif, dan itu mengurangi kualitas hidup ke tingkat yang sebanding dengan penyakit parah seperti kanker dan stroke.

Studi tersebut diterbitkan oleh International Journal of Environmental Research and Public Health.

Pakar memperkirakan bahwa secara global jumlah individu yang menderita AMD akan mencapai 288 juta pada tahun 2040.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pentingnya mengelola depresi

“Orang yang menderita AMD, yang telah kehilangan lebih dari 80 persen penglihatan sentral mereka lebih cenderung mengalami kecemasan dan depresi," kata Dr. Indu Singh, Konsultan Ahli Bedah Retina sekaligus Direktur Dr Daljit Singh Eye Hospital di Amritsar.

Ini terutama, kata dia, karena mereka memiliki rencana untuk pensiun dengan nyaman, dan merasa sulit untuk membaca dan melakukan kegiatan rekreasi pada tahap kehidupan ini, yang menyebabkan frustrasi dan ketidaknyamanan.

"Hidup mereka melibatkan beberapa kunjungan ke rumah sakit disertai dengan perawatan mahal, yang menambah penurunan kualitas hidup,” lanjut Dr Indu.

Meskipun penting untuk berjalan-jalan, mengawasi hal-hal di rumah, untuk mengelola depresi, Dr. Vishali Gupta, Profesor Vitreoretinal dan Uvea di Advanced Eye Centre, menyarankan pasien untuk melakukan aktivitas yang dapat mereka lakukan dengan nyaman dalam zona penglihatan mereka.

 

3 dari 3 halaman

Cara mengurangi stres karena AMD

“Pasien ini harus menggunakan kaca pembesar, iPad, atau alat bantu penglihatan rendah lainnya yang dapat membantu mereka membaca skrip. Saat ini ada aplikasi yang dapat membacakan buku untuk mereka. Idenya adalah untuk membuat diri Anda sibuk dan merasa berguna,” kata Gupta.

Cara lain untuk melawan stres terkait AMD adalah melakukan pemeriksaan rutin untuk menghindari memburuknya penglihatan. Diagnosis dini AMD dapat membantu pengobatan dini dan juga menghentikan perkembangan kehilangan penglihatan.

Daraius Shroff, spesialis retina di Shroff Eye Center di Delhi, menyarankan pasien dengan AMD berbagi dengan keluarga dan teman kecemasan mereka untuk membantu meringankan tekanan mental serta untuk mendapatkan dukungan untuk menemukan solusi untuk mengurangi depresi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.