Sukses

4 Poin yang Perlu Diperhatikan Orangtua Saat Mengedukasi Anak tentang Disabilitas

Anak yang tak sengaja melihat orang menggunakan kursi roda di tempat umum dapat memiliki rasa penasaran terkait kondisi orang tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Anak yang tak sengaja melihat orang dengan disabilitas di tempat umum dapat memiliki rasa penasaran terkait kondisi orang tersebut.

Ketika rasa penasaran ini muncul, anak biasanya bertanya kepada orangtua. Berbicara dengan anak tentang disabilitas dapat membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa beberapa orang terlihat berbicara, bertindak, atau bergerak sedikit berbeda.

Untuk itu psikolog anak Ann-Louise T. Lockhart membagikan tips berbicara pada anak tentang disabilitas.

Ia menjelaskan 4 poin penting yang perlu disampaikan pada anak agar mereka tidak salah kaprah terkait kondisi disabilitas seseorang. Keempat poin tersebut adalah:

-Disabilitas tak selamanya bawaan lahir

- Penyandang disabilitas bukan orang sakit

-Tidak ada yang salah dengan penyandang disabilitas

-Disabilitas fisik tidak berarti seseorang memiliki disabilitas kognitif.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penjelasan 4 Poin Penting

Penjelasan dari keempat poin penting tersebut yakni:

-Disabilitas tak selamanya bawaan lahir.

Jelaskan bahwa terkadang, bayi terlahir dengan disabilitas. Namun, dapat juga orang menjadi penyandang disabilitas karena kecelakaan atau penyakit.

-Penyandang disabilitas bukan orang sakit.

Jelaskan bahwa anak dengan cerebral palsy atau distrofi otot bukanlah anak berpenyakit.

“Anda tidak ingin anak Anda berpikir bahwa mereka mungkin dapat tertular disabilitas,” kata Ann mengutip verywellfamily.com Selasa (18/1/2022).

-Tidak ada yang salah dengan penyandang disabilitas.

Anak dapat mengajukan pertanyaan seperti, “Ada apa dengan gadis itu?” Jelaskan bahwa seorang anak mungkin mengalami kesulitan berbicara atau kesulitan berjalan tetapi itu tidak berarti ada sesuatu yang "salah" dengan mereka.

-Disabilitas fisik tidak berarti seseorang memiliki disabilitas kognitif.

Terkadang, anak-anak menganggap seseorang dengan disabilitas fisik mungkin juga kesulitan untuk berkomunikasi atau mungkin tidak pintar.

Jelaskan bahwa hanya karena tubuh seseorang tidak bekerja dengan cara yang sama tidak berarti otak mereka rusak.

3 dari 4 halaman

Berbicara Sesuai Kenyataan

Salah satu cara yang baik untuk mengedukasi anak tentang disabilitas adalah dengan berbicara sesuai kenyataan. Orangtua juga dapat menjelaskan bahwa berbeda bukan berarti buruk.

Orangtua tidak dianjurkan untuk meyakinkan anak bahwa penyandang disabilitas sama seperti mereka. Sebaliknya, orangtua perlu mengakui bahwa mereka sedikit berbeda, tetapi jelaskan bahwa hanya karena seseorang berbeda, itu tidak membuat mereka jahat.

“Kemudian, tunjukkan kepada anak Anda cara membicarakan perbedaan itu dengan cara yang hormat. Beri anak Anda bahasa yang digunakan untuk berbicara tentang seseorang yang memiliki ketidakmampuan belajar atau disabilitas fisik.”

Didik anak tentang disabilitas dengan cara yang sebenarnya. Katakan hal-hal seperti, “Otot-otot di kaki pamanmu tidak bekerja seperti milikmu. Itu sebabnya mereka kesulitan berjalan.” atau “Mereka terlahir dengan satu kaki. Jadi mereka memiliki kaki palsu yang dibuat oleh dokter untuk membantu mereka berjalan.”

“Jika Anda mengatakan disabilitas seseorang itu "menyedihkan" atau "mengerikan", anak Anda mungkin akan mengasihani orang tersebut, dan itu tidak akan membantu,” kata Ann.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.