Sukses

Balerina Muda dengan Cerebral Palsy Menginspirasi Penonton dari Debut Nutcracker

Pressley Meek tidak pernah menyangka bisa menjadi balerina meskipun memiliki cerebral palsy

Liputan6.com, Jakarta Bisa tampil di acara balet 'Nutcracker' bersama Ballerina (penari balet perempuan) dan Danseur (penari balet laki-laki) merupakan impian setiap balerina. Demikian pula bagi Pressley Meek, seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang memiliki disabilitas.

Dilansir dari Today, Pressley Meek tidak pernah menyangka bisa menjadi balerina meskipun memiliki cerebral palsy. Namun musim liburan ini ia bahkan akan tampil dalam debut 'Nutcracker' dengan Orlando Ballet.

Pressley mengalami kelumpuhan saraf pada kaki dan lengannya yang terdiagnosis saat usianya dua tahun dengan cerebral palsy. Meski demikian, Pressley justru membawa kabar yang tak pernah disangka-sangka, yaitu bisa ikut serta di penampilan 'Nutcracker'.

"Dokternya mengatakan kalau ia tidak akan bisa berjalan maupun berbicara. Maka masa depannya mungkin akan berbeda dengan apa yang saya bayangkan. Mereka juga meminta saya untuk tidak terlalu memaksakan harapan saya pada anak," ujar ibunya.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Impian yang terwujud karena kerja keras

Tentu ia berusaha keras untuk mendapat peran ini. Sejak usianya tiga tahun, ia pernah melihat penampilan 'Nutcracker'. Kemudian saat ibunya menanyainya apa yang ia suka, Pressley dengan besungguh-sungguh menunjuk penampilan Nutcracker tersebut.

Sejak itu ia memiliki impian yang tidak bisa dihentikan bahkan disabilitasnya. Ibunya yang turut mendukung impian putrinya mendaftarkannya ke kelas ballet. Meskipun ia akui awalnya merasa cemas karena Pressley belum bisa berkomunikasi dengan jelas sebagaimana anak seusianya. Namun guru balletnya, Kim Marsh, ternyata bisa berbahasa isyarat, sehingga sekaligus menjadi terapis fisiknya Pressley.

"Ia (Pressley) menginspirasi kami, saya pikir. Bagi anak yang punya batasan, tapi ia menerimanya dan bahkan melampauinya, saya pikir kita harus bisa lebih baik dari itu," kata Kim Marsh, guru balletnya di Orlando Academy Ballet School.

Tak ada orang tua yang tidak bangga akan hal ini. Pressley mengatakan dengan bahasa isyarat bahwa ia bahagia bisa ikut tampil. Ia juga tidak pernah membayangkan akan menjadi ballerina, tapi kini ia adalah seorang ballerina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.