Sukses

Tes Pendengaran Sejak Dini, Seberapa Penting?

Bayi yang baru berumur satu hari saat ini sudah bisa mendapatkan tes pendengaran. Kenapa hal ini dianggap penting?

Liputan6.com, Jakarta Bayi yang baru berumur satu hari saat ini sudah bisa mendapatkan tes pendengaran. Kenapa hal ini dianggap penting?

Dilansir dari mayo clinic minute, indera pendengaran ternyata sangat erat kaitannya dengan perkembangan bicara dan bahasa, bahkan gangguan pendengaran ringan hingga sedang dapat menyebabkan perubahan di otak.

Berdasarkan penelitian berbasis bukti yang dilakukan oleh Anderson Karen L (2011), mendukung jangka waktu kritis, yaitu 6 bulan untuk menyadari manfaat pengalaman berbahasa dan bicara. Dan menurut penelitiannya, gangguan pendengaran kongenital permanen yang signifikan adalah salah satu gangguan paling umum yang muncul saat lahir di seluruh dunia, mempengaruhi 2-3 per 1000 kelahiran, dikutip dari newborncare.

Audiolog, Dr Jocelyn Martin mengatakan, identifikasi dini gangguan pendengaran mengarah pada hasil yang lebih baik untuk anak-anak.

"Hasil bicara dan bahasa yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan hasil sosial emosional yang lebih baik," katanya.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gangguan pendengaran

Ia juga menyebutkan, sekitar 4 dari setiap 1000 bayi yang lahir di AS memiliki beberapa derajat gangguan pendengaran. Namun kini dengan dua tes skrining non-invasif dan tanpa rasa sakit dapat membantu mengidentifikasi gangguan pendengaran.

"Mereka (skrining gangguan pendengaran) disebut Otoacoustic emissions (OAE), serta automated auditory brainstem response (AABR)," kata Dr Martin.

Tes yang pertama, yaitu dengan Otoacoustic emissions, bayi mendengarkan bunyi klik dan jika telinga bagian dalam berfungsi, ia mengirimkan suara yang dapat diukur oleh teknologi tersebut.

Kemudian tes kedua, yaitu menggunakan AABR, bayi akan ditempeli stiker kecil yang membantu mengukur bentuk gelombang suara.

"(dengan kedua tes ini) bayi tidak perlu tersentak atau terkejut, maupun mengangkat tangan dan berkata, 'saya mendengarnya'," jelas Dr. Martin.

Jika dalam kedua tes tersebut ditemukan gangguan pendengaran, selanjutnya orang tua bisa menentukan intervensi, misalnya memberikan alat bantu dengar, implan koklea, atau mempersiapkan bahasa isyarat.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk! Pakai Masker dan Segera Vaksin Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.