Sukses

Waspada, Komplikasi Diabetes Bisa Sebabkan Disabilitas Daksa

Diabetes atau penyakit gula selain bisa menyebabkan disabilitas netra akibat glaukoma, bisa juga menyebabkan disabilitas daksa jika ada komplikasi yang mengharuskan pasien diamputasi.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes atau penyakit gula selain bisa menyebabkan disabilitas netra akibat glaukoma, bisa juga menyebabkan disabilitas daksa jika ada komplikasi yang mengharuskan pasien diamputasi.

Pada kondisi tertentu, adanya komplikasi pada luka di kaki penderita diabetes (diabetesi) perlu ditangani dengan cara amputasi. Umumnya, luka tersebut terjadi di kaki bagian bawah.

Diabetes atau banyak juga disebut penyakit kencing manis adalah jenis penyakit metabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh. Jenisnya ada tiga, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional (yang dialami oleh ibu hamil).

Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi seperti penyakit jantung koroner, stroke, obesitas, serta gangguan pada mata, ginjal, dan saraf.

Menurut dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc(Hons), dari KlikDokter, diabetes juga dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan (hipoglikemia) atau peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) secara tiba-tiba.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Amputasi Akibat Diabetes

Alberta menambahkan, diabetes dapat memengaruhi sirkulasi tubuh yang menyebabkan kerusakan saraf. Kurangnya peredaran darah dan sensasi saraf pada kaki penderita diabetes bisa meningkatkan risiko terjadinya luka atau ulkus pada kaki.

“Kondisi ini harus diwaspadai, masalah sirkulasi ini disebut dengan peripheral artery disease (PAD), sedangkan masalah saraf pada diabetes dikenal dengan neuropati,” kata Alberta mengutip Klikdokter, Selasa (23/11/2021).

Neuropati menyebabkan pasien kehilangan sensasi nyeri dan mati rasa pada bagian ujung saraf, terutama pada kaki. Sehingga, jika pasien memiliki luka kecil di kakinya, ia tidak menyadarinya.

“Masalah sirkulasi akibat PAD akan menyebabkan luka dan ulkus tersebut jadi susah sembuh, sehingga mudah terjadi infeksi dan kematian di jaring. Dampaknya, bagian tubuh tersebut harus diamputasi.”

3 dari 4 halaman

Gejala Komplikasi Luka

Tidak semua penderita diabetes yang mengalami luka atau ulkus berujung pada amputasi. Meski demikian, ada beberapa gejala komplikasi luka yang kemungkinan besar membutuhkan amputasi.

Gejala-gejala tersebut meliputi:

-Luka yang menyebabkan bengkak pada kaki penderita dan berlangsung lama (tidak kunjung sembuh).

-Adanya lenting pada area kaki yang bengkak.

-Kuku mengalami cantengan atau dalam bahasa medisnya disebut dengan ingrown toenails (yang menyebabkan luka nanah).

-Timbul kutil dalam jumlah yang cukup banyak pada telapak kaki.

-Ulkus yang tidak membaik dan sudah terjadi lebih dari satu minggu.

-Luka terbuka yang disertai dengan rasa nyeri.

-Luka yang mengeluarkan darah secara aktif.

-Adanya perubahan warna pada kulit kaki seperti memerah, membiru, bahkan menghitam.

-Luka pada kaki menimbulkan bau busuk.

-Hangat pada satu bagian kaki.

-Ulkus yang berukuran lebih besar dari dua cm.

“Bila diabetesi mengalami luka di bagian kaki, biasanya dokter akan berupaya untuk merawat luka tersebut. Proses amputasi biasanya dilakukan pada luka infeksi yang tidak kunjung sembuh dan dilakukan secara progresif, dari bagian sekecil mungkin dan dilanjutkan ketika memang diperlukan,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.