Sukses

Cerita George Webster Jadi Presenter Pertama dengan Down Syndrome

George Webster adalah presenter, aktor, dan penari TV berusia 20 tahun dari Leeds. Pada September 2021 diumumkan bahwa ia akan menjadi presenter CBeebies pertama dengan Down Syndrome.

Liputan6.com, Jakarta George Webster adalah presenter, aktor, dan penari TV berusia 20 tahun dari Leeds. Pada September 2021 diumumkan bahwa ia akan menjadi presenter CBeebies pertama dengan Down Syndrome.

Dilansir dari Disabilityhorizons, Webster menceritakan bagaimana hidup dengan Down Syndrome, menjadi presenter CBeebies dan karirnya dalam akting dan tari.

Hidup dengan Down Syndrome

Webster mengaku tidak merasa berbeda saat ia tumbuh dewasa karena ia bisa berpartisipasi kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya. Ia juga mengatakan keluarganya memperlakukannya sama seperti pada saudara perempuannya. Ia juga mengaku beruntung di sekolahnya dari sekolah dasar hingga sekolah menengah umum, ia mendapat dukungan luar biasa dari keduanya. Baik staf kelas dan badan amal lokal juga membantunya menjadi yang terbaik yang ia bisa.

Secara keseluruhan, tumbuh dengan Down's Syndrome terasa menyenangkan karena memiliki kehidupan yang cerah dan ikut andil dalam begitu banyak kesempatan luar biasa seperti tampil di pertunjukan teater dan menari dengan teman-temannya. Sehingga ia mengaku mencintai hidupnya.

Meski demikian, ia tetap membutuhkan bantuan lain seperti terapi wicara, pelatihan perjalanan, dan terapi okupasi, yang dibantu oleh dokter.

Ia juga mengalami prasangka dan pemikiran kuno di media, khususnya karena ia mengidap Down Syndrome.

"Saya pikir orang-orang tanpa disabilitas dapat mengatasi ini dengan berbicara dengan orang-orang seperti kami, untuk mengenal mereka lebih baik dan itu dapat membantu Anda memahami apa itu Down's Syndrome," kata Webster, dikutip dari disabilityhorizons.

"Jelas, saya memiliki beberapa masalah tertentu. Saya perlu meningkatkan gaya bicara saya sepanjang waktu karena saya bisa bicara terlalu cepat. Saya juga mendapat dukungan dari terapi okupasi dan fisio karena saya dapat menemukan beberapa hal yang rumit dan memiliki unsur mobilitas hiper yang menurut mereka bagus untuk gerakan dansa."

Selain itu, ia juga menyebutkan tantangan lainnya yang ia hadapi adalah kemandiria. Meskipun ia mengaku cukup mandiri, namun ada beberapa bidang yang ingin ia tingkatkan seperti cara hidup sendiri dan beperian ke berbagai tempat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menjadi presenter CBeebies

Webster mengakui bercita-cita menjadi aktor sejak masih kecil dan ingin tampil di layar TV maupun di atas panggung. Sebab saat ia kecil, ia melihat banyak penampilan hebat di TV, terutama ia terkesima oleh presenter seperti dari CBeebies.

Atas portofolio dan pengalamannya, ia pun berhasil lolos audisi screentest dengan sangat baik untuk CBeebies. Sebulan kemudian ia mendapat telepon dari produser acara bahwa ia mendapat pekerjaan itu. Tentu Webster jingkrak bahagia mendengar kabar baik tersebut dan sudah tidak sabar untuk mulai. Ia bahkan menjadi yang pertama dengan down syndrome untuk membawakan CBeebies.

"Hari syuting pertama saya adalah pada bulan Agustus dengan anjing Dodge, yang sangat menyenangkan, dan Dodge sangat lucu. Saya kemudian syuting lagi pada awal Oktober dengan Rebecca," jelasnya tentang jadawal syuting CBeebies.

Dari awalnya seorang presenter tamu, kini Webster resmi menjadi presenter tetap dan akan melakukan pra-rekaman rutin di setiap minggu.

"Saya senang menjadi presenter dalam peran CBeebies saya, tetapi saya juga ingin menjadi presenter pertama dengan Down Syndrome di TV prime-time. Itu pasti akan keren juga," katanya.

Webster juga memiliki pengalaman menari. Ia cukup sering tampil di festival, termasuk membuat Final Nasional U.Dance di Birmingham dengan Meshdance. Ia benar-benar pertama kali masuk ke dunia seni pertunjukan sejak berusia delapan tahun. Saat itu ia masuk ke teater dan sekolah musik bernama StageDoor yang katanya ia jalani selama 11 tahun sampai usianya 19 tahun. Ia juga mulai menampilkan tariannya pada usia 11 tahun melalui perusahaan tari inklusif bernama Meshdance.

"Saya berutang banyak pada StageDoor dan Meshdance. Mereka memberi saya banyak kepercayaan diri dan memungkinkan saya untuk tampil di semua jenis panggung dan tempat. Kami bersenang-senang."

Ia juga menyebutkan ingin melakukan lebih banyak akting dan menari di masa depan, baik itu peran utama dalam acara TV atau film. "Saya juga ingin menjadi detektif utama baru di Death in Paradise atau mungkin James Bond baru atau superhero/penjahat baru dalam film Marvel. Saya juga ingin berkompetisi di Strictly Come Dancing."

Lalu masih ada banyak lagi pengalamannya tampil di TV.

 

3 dari 4 halaman

Sebagai Duta Mencap

Mencap adalah badan amal yang berbasis di Inggris yang berfokus pada penyandang disabilitas intelektual, tepatnya ketidakmampuan belajar. Dari presentasi dokumenternya untuk Sky TV, Mencap menontonnya dan berpikir bahwa ia cocok untuk menjadi duta baru mereka yang terkait dengan mempromosikan olahraga.

Perannya di Mencap melibatkan banyak video kampanye tentang hal-hal seperti dukungan saudara kandung dan menjadi diri sendiri. Saya juga menjadi pemandu sorak untuk London Marathon virtual tahun lalu dan kritikus film/TV untuk Mencap TV, yang menurutnya merupakan pengalaman yang sangat bagus. Ia bahkan jadi memiliki pengalaman mewawancarai penulis-sutradara drama BBC Two There She Goes berjudul Shaun Pye dan istrinya Sarah Crawford.

Webster menyatakan bahwa kini ada beberapa representasi di media seperti film-film tentang ketidakmampuan belajar. Diantaranya, ia menyebutkan film seperti Innocence with Tommy Jessop, Line of Duty, SAM, My Feral Heart dan The Peanut Butter Falcon (yang terakhir ia bahkan datang ke pemutaran perdana berkat Mencap).

Sehingga menurutnya, ada ruang untuk perbaikan dan untuk mengatasinya adalah dengan memberi mereka yang memiliki ketidakmampuan belajar dan tidak menghakimi kondisi mereka. "Saya mendefinisikan diri saya sebagai "George" bukan "George dengan Down Syndrome"," jelas Webster. Namun ia mengakui perlu ada beberapa perbaikan, serta kita perlu lebih banyak melihat banyak penyandang disabilitas di TV dan film.

"Saran yang ingin saya berikan adalah untuk terlibat dan mencoba berbagai hal. Pergilah ke teater dan/atau kelas tari di sekolah tari atau teater lokal dan bersenang-senanglah. Di atas segalanya, jadilah diri sendiri dan bekerja keras. Peluang akan datang di beberapa titik dan ambillah selagi bisa. Kami perlu lebih banyak terlihat di media dan siapa tahu, Anda juga bisa menjadi bagian dari itu.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.