Sukses

Miliki Gangguan Pendengaran, Anak Ini Mampu Menemukan Irama Drum

Eli lahir dua bulan lebih awal dan jantungnya tidak berdetak saat lahir.

Liputan6.com, Jakarta Saat Canton McKinley High School Marching Bulldogs tampil di lapangan pada Jumat malam, Eli Golden tak tampak berbeda dengan pemain band dalam timnya. Tidak ada yang akan menyangka bahwa ia memiliki gangguan pendengaran.

Namun untuk bisa ikut tampil dalam performa marching band ini, ia mengatakan telah menghadapi beberapa tantangan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemungkinan tak selamat

Dilansir dari Fox8, Ibunya, Marissa Golden, mengatakan Eli lahir dua bulan lebih awal dan jantungnya tidak berdetak saat lahir.

“Selama 21 menit mereka menanganinya, jadi ia sangat, sangat sakit ketika ia pertama kali lahir dan ia bahkan diperkirakan tidak akan selamat. Bahkan keluarga kandung merelakannya dengan melepas alat bantu napas agar bisa pergi dengan tenang, namun kemudian ia bernapas sendiri,” kata Melissa.

Eli tumbuh tanpa bisa mendengar di telinga kirinya serta gangguan pendengaran yang signifikan di telinga kanannya. Ibunya mengatakan ia juga menderita cerebral palsy ringan sejak lahir.

Namun ibunya juga menyebutkan bahwa saat masih balita, Eli suka menggenggam, sehingga ia mulai memasukkan pensil untuk ia genggam dan Eli pun mulai mengetuk-ngetukkannya.

"Ia (Eli) akan mengetuk benda-benda sepanjang waktu dan ia akan duduk di kursi goyangnya sambil menendang-nendangkan kakinya," tambah Melissa.

 

3 dari 4 halaman

Menantikan main drum

Seiring pertumbuhan Eli, ibunya mengatakan bahwa Eli selalu berupaya menjangkau speaker setiap kali musik diputar. Tetapi saat itu keluarganya belum ada yang menyadari keseriusan gangguan pendengarannya. Namun mereka menyadari betapa pentingnya musik, khususnya drum, baginya.

"Ia benar-benar mendengarkan. Ia sangat menantikan permainan drum, itu menjadi sesuatu yang ia gunakan sebagai pelepasan," kata perwakilan dokter anak yang menangani Eli, Dr. Ian Rossman dari Akron Children’s Hospital.

Saat Eli kelas empat, ia sudah bergabung dengan akademi Canton City School's arts. Kecintaannya terhadap musik, membuatnya bergabung dengan band ketika ia menjadi siswa baru di McKinley High School.

"Sejujurnya. Saya takut ketika ia ingin melakukan marching band karena saya tidak tahu dan setiap kali ia bergabung dengan sesuatu yang baru, Anda menjadi sedikit gugup karena Anda tidak pernah tahu apakah orang akan menerima atau bersikap baik dan bagaimana perasaannya tentang apa pun reaksi mereka,” kata ibunya.

Sementara menurut pengakuan Direktur Band di Canton McKinley High School Band, Zachary Taylor, memang awalnya ia merasa kesulitan karena ia sudah berusaha mengajarkan apa yang ia telah lakukan selama bertahun-tahun namun tidak memperhatikan rintangan yang Eli hadapi. Sehingga keberadaan Eli membantunya mempelajari apa yang kurang dari pengajarannya pada anak-anak seperti Eli.

Eli sendiri sebenarnya bisa merasakan iramanya. "Ia mampu mengidentifikasi dan merasakan ritme frekuensi yang lebih rendah sehingga ia bisa merasakan, mungkin saat ia memakai drum atau harness, ritme drum dasar dan kadang-kadang mungkin ritme low brass karena frekuensi rendahnya yang membuatnya bergemuruh dan dapat Eli rasakan di sekitarnya," jelas Taylor.

Rossman menggambarkan situasi Eli seperti saat Anda berada di pesta kembang api besar. "Anda tidak hanya mendengarnya, melainkan juga Anda merasakan gelombang perkusi di dada Anda. Saat itulah Anda menyadari aspek lain dari suara, aspek perkusi dari suara,” kata Rossman.

Eli berlatih dengan bantuan seorang penerjemah yang telah mendampinginya sejak kelas empat, tetapi ketika band tampil, penerjemahnya tidak mendampinginya. Ibunya awalnya mengira bahwa penerjemahnya akan ada satu atau dua langkah di belakang Eli, tapi ternyata tidak demikian.

“Tahun pertama sulit, tetapi sekarang di tahun keduanya, ia (Eli) bergerak lebih cepat. Ia bermain dan mampu mengikuti bagian yang cepat," kata Taylor.

Marching band Canton McKinley sangat inklusif dengan beberapa anggota di kursi roda dan satu lagi yang mengalami gangguan penglihatan.

Guru-gurunya, direktur band dan keluarganya mengatakan bahwa penampilan Eli yang luar biasa sangat menginspirasi.

“Ini mengajarkan belas kasih kepada siswa lain, bagaimana bersabar, bagaimana bekerja dengan orang lain yang berjuang sedikit lebih dari yang mereka lakukan, jadi ini mengajarkan semua keterampilan hidup siswa kami yang akan sangat membantu mereka,” kata Taylor

4 dari 4 halaman

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.