Sukses

Bersepeda Jadi Alasan Atlet Korea Ini Tetap Hidup

Meski sudah hampir satu dekade ia dalam olahraga, ia masih belum dikenal di jalanan. Bahkan ia pernah dituduh sebagai seorang wanita berbahaya yang berkeliaran di jalanan.

Liputan6.com, Jakarta Setiap minggu, Doyeon Lee terus berlatih bersepeda lebih dari 300km setiap minggu sebelum bertanding di Paralimpiade Tokyo bulan lalu.

Namun menurut pengakuannya, meski sudah hampir satu dekade ia dalam olahraga, ia masih belum dikenal di jalanan. Bahkan ia pernah dituduh sebagai seorang wanita berbahaya yang berkeliaran di jalanan.

"Impian saya, cita-cita saya dan visi saya adalah bersepeda," kata Doyeon, dikutip dari BBC. Itu sama saja mengartikan bahwa tanpa sepeda, ia tidak memiliki impian atau tujuan untuk dicapai.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ketika musibah datang

Saat usianya masih 19 tahun, Doyeon terlibat di sebuah musibah. "Saya merasa seolah saya kehilangan segala-galanya. Saya menjadi depresi dan saat itu saya tidak bisa bangkit. Saya kehilangan jalan hidup saya cukup lama. Begitulah saya hidup saat itu."

Hingga akhirnya ia memulai bersepeda di usia 41 tahun dan tiga tahun kemudian ia memenangkan medali perak di kompetisi Rio.

"Jika putri saya memiliki masa-masa sulit, saya ingin melakukan segala hal untuknya. Dulu 20juta won (USD17.500 atau Rp200juta) adalah jumlah uang yang sangat banyak. Saya menggunakan tabungan saya untuk membelikannya sepeda pertamanya," kata Kim Samsoon, ibunya Doyeon, masih dikutip dari BBC.

 

3 dari 4 halaman

Berlatih terus menerus

Kemudian, Doyeon berlatih bersepeda sejauh lebih dari 300km setiap minggunya. Namun ia justru disangka berbahaya oleh warga sekitar setiap kali ia berlatih.

"Beberapa orang mencaci saya saat sedang berlatih. Mereka berkata, 'kenapa Anda bersepeda di jalanan!' Orang-orang bahkan memanggil polisi melaporkan bahwa itu berbahaya.

Selain sebagai atlet, Doyeon juga seorang janda yang tinggal bersama ketiga putri-putrinya. Ia ingin agar putri-putrinya belajar dari pengalaman hidupnya.

"Itu bukan tentang saya menjadi ibu terbaik. Melainkan saya ingin mereka bisa mengatur rasa frustasi mereka, tidak pernah menyerah dan selalu bersyukur. Saya ingin menunjukkan pada mereka bahwa saya menemukan kebahagiaan saya dengan mengikuti impian saya."

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.