Sukses

Terpapar Bising Berlebih, Ibu Hamil Berisiko Lahirkan Anak dengan Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran pada anak dapat disebabkan paparan bising berlebih di masa kehamilan.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran pada anak dapat disebabkan paparan bising berlebih di masa kehamilan.

Bising dikatakan berlebihan ketika lebih dari dB. Frekuensi paparan bising berlebih yang terus-menerus juga semakin menambah risiko terjadinya gangguan pendengaran pada anak setelah lahir.

Terkait hal ini, penulis konten dari Ruang Mendengar, dr Witha Novialy menjelaskan bahwa rumah siput atau koklea dan sistem saraf sensoris di dalamnya, secara normal sudah berkembang pada usia kehamilan 24 minggu.

“Dan pematangan organ pendengaran itu sendiri akan terus berkembang hingga masa postnatal (setelah kelahiran),” kata Witha mengutip unggahan Instagram @ruangmendengar, Jumat (3/9/2021).

“Jadi paparan bising pada bayi baru lahir bisa terjadi selama perkembangan hingga pematangan indera pendengaran,” sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menurut Penelitian

Menurut penelitian, paparan bising yang berlebih pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir prematur (bayi lahir kurang bulan) dan berat badan kurang.

Bahkan, menurut salah satu penelitian yang dilakukan pada anak-anak usia 4-10 tahun yang mengalami gangguan pendengaran, ternyata saat hamil ibu memiliki riwayat paparan bising yang berlebihan.

“Jadi paparan bising yang berlebih saat hamil juga berisiko loh menyebabkan gangguan dengar pada anak di kemudian hari.”

“Jadi hati-hati ya bun, hindari paparan bising yang berlebih secara terus menerus! Yuk jaga pendengaran si kecil sejak dari dalam kandungan,” imbau Witha.

3 dari 4 halaman

Tanggapan Warganet

Salah satu warganet dengan akun @bernadenta_nainggolan menanggapi unggahan tersebut. Ia menjelaskan bahwa unggahan itu memiliki korelasi dengan apa yang ia alami sendiri.

“Saya dulu selama hamil bekerja di pabrik dengan tingkat kebisingan cukup tinggi. Saat anak saya lahir, ia mengalami telat bicara dan baru saya sadari hingga ia berusia 2 tahun,” tulisnya.

“Melalui posting-an ini akhirnya saya menyadari bahwa ini mungkin salah satu penyebabnya. Dan saat ini saya sedang hamil anak kedua dan kebetulan tidak bekerja di tempat tersebut lagi. Semoga anak saya lahir dengan kondisi tidak mengalami gangguan pendengaran lagi,” tambahnya.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.