Sukses

Paralympics, Special Olympics, dan Deaflympics, Apa Bedanya?

Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 telah usai, artinya giliran para atlet disabilitas untuk unjuk gigi di paralympics atau Paralimpiade Tokyo 2020.

Liputan6.com, Jakarta Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 telah usai, artinya giliran para atlet disabilitas untuk unjuk gigi di paralympics atau Paralimpiade Tokyo 2020.

Tokyo Paralympic Games akan dimulai pada 24 Agustus hingga 5 September 2021. Ada sebanyak 22 cabang olahraga yang akan dipertandingkan. Indonesia sendiri memiliki 23 atlet dari 7 cabang olahraga yang akan bertanding di ajang tersebut.

Sejauh ini, paralimpiade memang terkenal sebagai ajang olahraga atlet disabilitas. Namun, selain paralimpiade ada 2 ajang olahraga lainnya untuk penyandang disabilitas. Kedua ajang tersebut adalah Special Olympics dan Deaflympics.

Melansir unggahan Instagram komunitas disabilitas Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) @konekindonesia, sejauh ini ada tiga pertandingan dunia untuk disabilitas seperti yang disebutkan di atas.

Ketiga pertandingan ini dinaungi oleh International Olympic Committee (IOC), sebagai komite yang mengatur jalannya olimpiade.

Lantas, apa perbedaan dari ketiga ajang tersebut?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Paralimpik

Dalam unggahannya, Konekin menjelaskan bahwa paralimpik adalah kompetisi olahraga terbesar kedua setelah olimpiade.

“Paralimpik diselenggarakan setiap empat tahun sekali dan diatur oleh Komite Paralimpik Internasional (IPC),” mengutip @konekindonesia, Sabtu (14/8/2021).

Ada 6 kategori disabilitas utama yang dipertandingkan dalam paralimpik, yaitu amputasi, cerebral palsy, disabilitas intelektual, tunanetra, cedera tulang belakang, dan les autres (kondisi fisik yang tak disebutkan sebelumnya.

3 dari 5 halaman

Special Olympics

Sementara, Specials Olympics atau Olimpiade Spesial merupakan ajang olahraga internasional khusus atlet disabilitas intelektual.

“Jalannya pertandingan diatur oleh Komite Olimpiade Spesial (SOI).”

Di Indonesia, ajang olahraga ini ada di bawah naungan Special Olympics Indonesia (SOIna).

Salah satu atlet terbaik Olimpiade Spesial yang dimiliki Indonesia adalah Stephanie Handojo yang menyandang down syndrome.

Ia memenangkan medali emas Olimpiade Spesial World Summer Games 2011 di Athena. Ia juga berpartisipasi dalam Olimpiade Spesial Asia Pacific Regional Games 2013 di Australia.

Atas prestasinya, ia dipilih menjadi pemimpin inspiratif dalam komunitas Olimpiade Spesial.

4 dari 5 halaman

Deaflympics

Deaflympics mulai diselenggarakan pada 1924 dan diciptakan oleh Tuli untuk Tuli.

“Deaflympics merupakan kompetisi multi olahraga untuk atlet disabilitas rungu terbaik dari seluruh dunia.”

Ajang ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali dan diatur oleh Comite International des Sports des Sourds (CISS).

Indonesia mulai bergabung dalam kejuaraan Deaflympic sejak 2009 dan berhasil memperoleh dua medali perunggu pada 2013. Pada 2017, Indonesia berhasil menyabet 1 medali perak dan 1 perunggu.

 

5 dari 5 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.