Sukses

Penyandang Disabilitas pun Banyak yang Berbakat, Acara TV Jadi Buktinya

Sudah bebebrapa kali acara TV memunculkan kontestan yang seorang difabel dan menunjukkan tidak adanya diskriminasi.

Liputan6.com, Jakarta Sudah bebebrapa kali acara TV seperti The Voice, The Amazing Race dan TV Big Brother memunculkan kontestan yang seorang difabel dan menunjukkan tidak adanya diskriminasi. Salah satunya kontestan McCallum yang terpilih menjadi kontestan The Voice 2015.

Dilansir dari ABC, Mc Callum mengatakan kepada produser bahwa ia ingin orang-orang fokus pada nyanyiannya daripada disabilitasnya.

"Saya sangat terbuka dan jujur ​​dengan produser dan pencipta acara sejak awal bahwa saya ingin diperlakukan sama dan jika bakat saya tidak cukup baik, saya ingin tersingkir," katanya. Ia mengatakan bahwa para produser sangat menghormati dan memahami bahwa dirinya ingin dilihat sebagai pesaing daripada seseorang yang masuk ke pertunjukan karena simpati atas disabilitasnya. Sehingga inilah alasannya memilih The Voice yang bahkan dirinya sendiri tidak percaya kehadirannya bisa mengubah perspektif orang tentang disabilitas sekaligus mendorong mereka yang difabel untuk lebih percaya diri.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sam Braham

Kemudian ada lagi seorang kontestan Big Brother, Sam Braham yang sekaligus merupakan seorang perenang Paralimpiade Australia. Saat ia tampil di acara itu, ia mengatakan telah mendiskusikan kebutuhannya untuk disesuaikan dengan persyaratan kepada produsernya sejak awal.

"Mereka bertanya apakah kaki palsu saya tahan air karena mereka mengantisipasi saya didorong ke kolam oleh rekan serumah atau apakah ada tantangan yang melibatkan air," kata Sam, dikutip dari ABC. Sam terlahir tanpa sebagian kakinya, dan sisanya diamputasi ketika ia berusia lima tahun. Meski demikian, Sam mengaku tidak pernah mendapat perlakuan berbeda oleh orang disekitarnya hanya karena disabilitasnya.

 

3 dari 4 halaman

The Amazing Race Australia

Selain itu, seorang difabel bahkan mampu tampil di The Amazing Race Australia, misalnya Henderson. Henderson mengatakan sayangnya kebanyakan orang membuat asumsi berdasarkan penampilan orang.

"Ketika mereka menilai dan mengambil keputusan berdasarkan proses berpikir seperti 'Tak terbayangkan oleh saya bagaimana saya akan melakukan (The Amazing Race) dengan hanya satu tangan, sehingga ia pun harusnya tidak akan bisa.' Stgma seperti demikianlah yang sampai mendorong saya untuk benar-benar melakukannya," kata Henderson, dikutip dari ABC.

Henderson juga mengatakan bahwa sepanjang hidupnya, ia terus bertemu dengan orang-orang yang terus mengatakan tidak kepadanya dan bahwa dirinya tidak akan bisa melampaui pengalaman, salah satunya tampil di The Amazing Race. Namun itu justru menjadi dorongan baginya untuk menghancurkan stigma tersebut yang kemudian ia merasa tindakannya ini akan mengubah hidupnya.

Saat ditanya bagaimana ia diperlakukan oleh staf produksi dan kontestan lainnya, Henderson mengatakan kalau ia diperlakukan sama.

"Saya pikir proses saya berada di acara itu benar-benar mengubah perspektif tidak hanya pemirsa tetapi juga semua orang yang mengelilingi saya. Produksi, staf lain, dan kontestan lain melihat saya sebagai pesaing di sana untuk menang dan mendorong melampaui batas saya sama seperti orang lain."

Henderson mengatakan seluruh pemain dan kru memiliki akses ke psikolog di The Amazing Race. "Semua kontestan berbicara satu lawan satu dengan mereka sebelum memulai perjalanan," katanya.

Ia secara pribadi tidak pernah merasa perlu berbicara dengan mereka selama atau setelah balapan, namun mereka selalu ada jika ia membutuhkan bantuan mereka.

McCallum mengatakan ada seorang psikolog di The Voice yang terlibat dalam setiap langkah proses untuk memastikan kesehatan emosional dan kesejahteraan mereka dipantau dan mereka dirawat.

Mr Bramham mengatakan mereka didorong untuk berbicara dengan psikolog residen sejak hari pertama.

"Kami selalu ditawari layanan kesehatan mental dan dukungan medis sepanjang pertunjukan," katanya.

Berkaca pada waktu yang mereka habiskan di reality TV, ketiganya mengatakan itu memberi mereka kesempatan untuk mendidik, berbagi, dan menyoroti pandangan dan pendapat penting seputar ragam disabilitas mereka.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.