Sukses

Pentingnya Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam Teknologi Penanganan COVID-19

Disability Inclusion Advisor dari Christian Blind Mission (CBM), Cucu Saidah menyampaikan pentingnya partisipasi dan keterwakilan kelompok berisiko dalam mengetahui teknologi penanganan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Disability Inclusion Advisor dari Christian Blind Mission (CBM), Cucu Saidah menyampaikan pentingnya partisipasi dan keterwakilan kelompok berisiko dalam mengetahui teknologi penanganan COVID-19.

Menurutnya, kelompok berisiko yang dimaksud termasuk kelompok penyandang disabilitas dan lanjut usia. Partisipasi yang diharapkan oleh Cucu adalah partisipasi penuh dari awal hingga akhir bukan hanya diundang dalam satu pertemuan.

“Jangan sampai kita bilang yang penting sudah diundang dan sempat minta masukan. Yang harus kita ingatkan, partisipasi seperti apa yang efektif dan bermakna,” ujar Cucu dalam seminar daring Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (21/6/2021).

Ia menambahkan, kelompok disabilitas harus memastikan bahwa mereka diajak dalam semua level termasuk dalam pembuatan teknologi penanganan COVID-19 misalnya situs informasi agar akses dan dapat digunakan oleh semua penyandang disabilitas.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kunci Keberhasilan Partisipasi

Cucu juga menyebutkan 4 kunci keberhasilan partisipasi kelompok berisiko dalam pembuatan teknologi digital terkait penanganan COVID-19.

Prinsip pertama yang ia sebutkan adalah non diskriminasi. Dalam prinsip ini, informasi terkait COVID-19 dalam teknologi digital harus dapat dinikmati oleh semua kalangan.

“Prinsip kunci kedua terkait dengan penyadaran, penting sekali prinsip kesadaran ini dilakukan oleh dan kepada siapa pun.”

Hal yang perlu disampaikan guna membangun kesadaran dalam hal ini adalah mengingatkan bahwa kelompok berisiko harus dilibatkan dalam berbagai aspek bukan dilibatkan hanya sebagai target penerima tapi juga dalam diskusi.

Mereka dapat memberi masukan-masukan berdasarkan pengalaman pribadi yang kemungkinan pengalaman tersebut tidak dimiliki oleh orang yang bukan termasuk kelompok berisiko.

“Pengalaman ini akan sangat berharga bagi inisiatif-inisiatif yang sedang kita lakukan.”

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Kunci ketiga adalah partisipasi menyeluruh mulai dari perencanaan, implementasi, monitoring, hingga evaluasinya.

Terakhir, aksesibilitas untuk kemudahan penggunaan teknologi digital. Contonya bagaimana situs informasi COVID-19 dapat dibaca oleh penyandang tunanetra yang menggunakan teknologi pembaca layar.

“Di Indonesia teman-teman dari komunitas disabilitas netra menerima konsultasi untuk memastikan apakah sebuah situs itu mudah diakses atau tidak, apakah aplikasinya aksesibel atau tidak.”

Contohnya komunitas Mitra Netra di Jakarta yang fokus terhadap literasi digital bagi penyandang disabilitas netra. Komunitas ini dapat menjadi tempat untuk berkonsultasi terkait inisiatif yang akan dibuat apakah sudah akes atau belum, tutup Cucu.    

 

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.