Sukses

Cara Pengacara Tunanetra Mengemudi Sendiri Kendaraannya

Hanya dengan sentuhan dan pendengaran, ia dapat mengidentifikasi jenis mobil, mesin, dan bahkan mengetahui di mana gigi ditempatkan.

Liputan6.com, Jakarta Sseorang warga Kenya, Julius Mbura sudah kehilangan penglihatannya sejak usianya masih 10 tahun. Saat dilarikan ke rumah sakit, awalnya dokter tidak dapat mengidentifikasi masalahnya.

Dilansir dari Kenyans, setelah beberapa kali mengunjungi rumah sakit, ia didiagnosis dengan kondisi yang dikenal sebagai Maculopathy Rentisis Pigemntosa. Kondisi ini mempengaruhi retina, yaitu bagian mata yang menerima dan memvisualisasikan informasi. Penyakit ini berkembang secara bertahap dan akhirnya menyebabkan kebutaan total.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tunanetra bisa mengadopsi penggunaan teknologi bantu

Tidak hanya mampu mengatasi kondisi barunya, ia yang saat itu masih muda tetap bertekad menyelesaikan pendidikannya dan terus melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan hukum dan kini ia tengah berlatih membantu orang-orang tunanetra.

Sebagai advokat untuk hak-hak disabilitas, ia bekerja untuk sebuah organisasi yang dikenal sebagai 'inable'. Tujuan mereka adalah untuk memberdayakan orang-orang tunanetra untuk mengadopsi penggunaan teknologi bantu.

Julius yang mendeskripsikan dirinya sebagai seorang pengacara buta dengan hasrat terhadap otomotif. Sejak kecil, passionnya adalah mobil.

"Passion saya untuk mobil sudah ada sejak saya baru berusia enam tahun," katanya, dikutip dari Kenyans.

 

3 dari 4 halaman

Mahir meninjau mobil dengan sentuhan dan pendengaran

Hanya dengan sentuhan dan pendengaran, ia dapat mengidentifikasi jenis mobil, mesin, dan bahkan mengetahui di mana gigi ditempatkan.

Pengacara ini tidak hanya mengulas mobil, ia juga mengendarainya. Ketika ia berada di belakang kemudi, ia sama sekali tidak menunjukkan rasa takut akan hal yang tidak diketahui.

"Saya melakukan semuanya sendiri. Saya memasak, membersihkan, dan bahkan memanggang. Saya mencoba untuk menghilangkan miskonsepsi tentang penyandang disabilitas. Ketika orang mendekati penyandang disabilitas, mereka seharusnya tidak bersimpati kepada kami, tetapi fokus pada apa yang telah kami atasi," jelasnya.

Pencapaiannya dalam hidupnya kini adalah hasil dari penerimaan. Ia menyemangati orang-orang bahwa mereka akan baik-baik saja sebagai diri mereka, dengan menerima diri mereka dan menjalani hidup tanpa penyesalan.

"Saya melihat kehidupan melalui lensa yang berbeda, sesuatu yang sama sekali berbeda dari apa yang orang lihat adalah 'sight' (apa yang dilihat melalui mata), sementara saya menggunakan 'vision' (apa yang dilihat melalui pikiran'," kata Julius.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Aman Hindari Covid-19 Saat Harus Mengantre

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.