Sukses

Para Difabel Kecewa dengan Boneka Barbie yang Menyerupai Helen Keller

boneka tersebut menerima banyak hujatan, terutama dari penyandang disabilitas karena boneka tersebut tidak mewakili disabilitas yang dimiliki Helen Keller.

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini, produsen boneka Barbie, Mattel, merilis boneka Helen Keller pada hari Selasa sebagai bagian dari seri Inspiring Women. Tetapi para pendukung mengatakan boneka Helen Keller Barbie memiliki mata simetris yang tidak secara akurat mewakili disabilitasnya Keller.

Dilansir dari Dailydot, boneka tersebut menerima banyak hujatan, terutama dari penyandang disabilitas karena boneka tersebut tidak mewakili disabilitas yang dimiliki Helen Keller.

Salah satu pendukung sampai berkomentar boneka tersebut sepertinya dibuat hanya untuk anak-anak yang dapat melihat oleh orang yang dapat melihat yang membayangkan seperti itulah orang buta.

Sementara Keller yang seorang advokat hak disabilitas merupakan seorang yang buta dan tuli yang didiagnosis sejak usia sembilan bulan karena suatu penyakit. Ketika ia berumur kira-kira 30 tahun, matanya telah dilepas dan diganti dengan prostesis kaca. Keller mengalami proptosis unilateral, yaitu tonjolan di salah satu mata, menyebabkan mata tampak asimetris. Ia sering difoto dari samping untuk menyembunyikan asimetri matanya.

Sementara boneka Helen Keller yang ini mau dilihat bagaimanapun memiliki mata yang simetris sempurna. Orang-orang berkomentar di media sosial mengatakan boneka tersebut bukan representasi yang tepat dari Keller dan mengirimkan pesan berbahaya tentang bagaimana orang memandang disabilitas.

Peluncuran boneka tersebut dilakukan beberapa hari sebelum Global Accessibility Awareness Day pada Kamis (20/05/2021) yang berfokus pada cara menciptakan lebih banyak aksesibilitas dan inklusi digital untuk orang-orang dengan disabilitas yang berbeda.

"Kasus ini mirip dengan kursi roda Frida Kahlo atau bahkan gaya berjalannya yang sering diabaikan dalam seni dan percakapan, bahkan ketika Barbie membuat boneka Frida," komentar pembeli lainnya. “Itu semua mengirimkan pesan tentang bagian mana dari disabilitas yang 'dapat diterima' untuk dilihat,” lanjutnya.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengecewakan

Dalam siaran persnya, desainer boneka Helen Keller, Carlyle Nuera, mengatakan ia ingin mendesain boneka yang menghormati dan memunculkan seseorang seperti Keller.

“Karena prestasinya sebagai orang tunanetra-rungu pertama yang mendapatkan gelar Sarjana Seni, saya ingin membingkai prestasi hidupnya itu. Maka saya membayangkan seperti apa rupa dan kenakan sebagai siswa di Radcliffe College di awal tahun 1900-an,” Kata Nuera, dikutip dari Dailydot.

Pakaian dan struktur wajah boneka itu didasarkan pada foto Keller ketika ia masih seorang wanita muda di periode Edwardian.

Lisa McKnight, wakil presiden senior Mattel dan manajer umum global Barbies, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan sangat bersemangat untuk membawa pembela hak-hak disabilitas ke dalam koleksi tersebut.

“Representasi datang dalam segala bentuk dan kami menyadari bahwa komunitas tunanetra dan rabun sering kali terabaikan, dengan cerita mereka yang tidak terungkap. Kami berharap dengan memperkenalkan anak-anak pada kisah ketekunan dan tekad Helen Keller, mereka akan terinspirasi untuk bermimpi lebih besar dari sebelumnya,” kata McKnight.

Terlepas dari tujuan boneka itu untuk menyoroti pekerjaan dan pencapaian Keller sebagai penulis, pendidik, dan advokat, netizen mengatakan boneka itu berbahaya bagi anak-anak dan orang dewasa yang buta.

Haben Girma, seorang pengacara hak asasi manusia dan wanita tunanetra-rungu dengan mata asimetris, mengatakan ia diejek ketika ia masih muda dan telah diberitahu oleh orang dewasa untuk menyembunyikan matanya di balik kacamata hitam.

"Ini membuat frustrasi dan mengecewakan bahwa boneka Barbie baru ini menghapus bagian dari pengalaman Helen Keller," kata Girma dalam sebuah video yang dia posting di Twitter. Ia juga mengatakan buku yang dipegang Keller, yang bertuliskan "Braille", terasa seperti tokenisasi.

“Kedengarannya seperti boneka untuk gadis-gadis yang bisa melihat. Saya sangat kecewa dengan ini, dan saya berharap anak-anak tunanetra memiliki akses ke lebih banyak mainan dan boneka yang benar-benar mewakili pengalaman nyata kami,” lanjut Girma.

Adapun komentar dari salah satu pengguna twitter yang menyatakan, “Begitu banyak dari kita menyembunyikan atau mengubah diri kita sendiri untuk mata yang sempurna. Jika saya memiliki boneka dengan mata seperti mata saya saat kecil, itu akan membuat perbedaan besar.”

Sementara dari pihak Mattel belum ada tanggapan.

3 dari 3 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.