Sukses

Peran Komunitas dalam Dukung Transisi Masa Dewasa Penyandang Disabilitas Intelektual

Dalam mendukung transisi masa dewasa bagi penyandang disabilitas intelektual dan slow learner, diperlukan berbagai pihak salah satunya komunitas.

Liputan6.com, Jakarta Dalam mendukung transisi masa dewasa bagi penyandang disabilitas intelektual dan slow learner, diperlukan berbagai pihak salah satunya komunitas.

Hal ini berlaku terutama bagi penyandang disabilitas intelektual kategori ringan hingga sedang dan para slow learner. Di dalam komunitas mereka bisa terkoneksi satu sama lain dan belajar serta mengasah kemampuan sosialisasi.

Menurut Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, dalam komunitas, anak-anak dengan disabilitas intelektual dapat berinteraksi. Selain itu, jika mereka memiliki kaitan dengan komunitas maka mereka dapat bertahan dan meminta bantuan kepada komunitasnya.

“Individu dengan disabilitas intelektual perlu mempelajari beberapa keterampilan, baik bantu diri maupun kemampuan sosialisasi. Meskipun begitu mereka masih membutuhkan bantuan dalam menjalani kehidupan,” ujar Regis dalam kuliah umum di kanal YouTube-nya (Regis Machdy) dikutip Rabu (19/5/2021).

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memperoleh Pekerjaan

Regis juga mengatakan bahwa anak dengan disabilitas intelektual kategori ringan dan sedang masih bisa bekerja asalkan diberi arahan yang jelas.

“Kasih pelatihan yang terstruktur. Anak disabilitas intelektual kategori ringan hingga sedang atau penyandang down syndrome mereka masih bisa bekerja.”

Menurutnya, pekerjaan yang masih memungkinkan bagi anak-anak disabilitas tersebut salah satunya membersihkan meja di rumah makan. Dengan catatan, instruksi harus jelas dan tidak membingungkan.

Beri tahu mereka untuk membersihkan meja hanya ketika pelanggan sudah pergi. Cara membersihkan meja pun perlu dituntun dengan baik. Ketika ada sampah, maka singkirkan dulu sampahnya, semprot, kemudian lap.

Setelah tugas tersebut beres maka ia bisa kembali ke tempat duduknya. Jika ada meja yang perlu dibersihkan lagi maka ia mulai bekerja lagi. Jika tidak maka ia hanya duduk di tempat semula.

Pekerjaannya hanya seperti itu selama 8 jam karena anak dengan disabilitas intelektual tidak dapat mengerjakan berbagai jenis pekerjaan seperti pekerja non disabilitas.

Selama bekerja, penyandang disabilitas intelektual berhak mendapatkan bantuan dan arahan dalam menjalankan tugasnya. Pekerjaan yang diberikan pun harus sesuai kemampuannya, tutup Regis.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.