Sukses

Mengintip Kesibukan Penyandang Spektrum Autisme Berprestasi Aden Hadi Selama Ramadan

Ramadan kali ini adalah bulan yang istimewa bagi penyandang autism spectrum disorder (ASD/spektrum autisme) Muhammad Aden Hadi. Pasalnya, Ramadan ini bertepatan dengan bulan sadar autisme.

Liputan6.com, Jakarta Ramadan kali ini adalah bulan yang istimewa bagi penyandang autism spectrum disorder (ASD/spektrum autisme) Muhammad Aden Hadi. Pasalnya, Ramadan ini bertepatan dengan bulan sadar autisme.

Di bulan ini, pemuda yang akrab disapa Aden memiliki dua kesibukan utama yakni menjalankan usahanya di bidang kuliner dan menjadi pembicara di berbagai seminar daring bertema kesadaran tentang autisme.

Bukan tanpa alasan, pemuda usia 22 ini sering diundang dalam berbagai acara karena memiliki keahlian memasak hingga menjual makanan buatannya. Sejauh ini ia telah menjadi narasumber di beberapa acara seperti yang diadakan Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) Jakarta, London School Jakarta, Junior Chamber International (JCI) Surabaya, dan Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPKABK) Surabaya.

Di beberapa acara, pemuda asal Surabaya, Jawa Timur ini selalu didampingi sang ibu, Bonny Dewayanti (47), karena kemampuan komunikasinya terbatas.

Walau demikian, Aden berhasil membuktikan bahwa penyandang spektrum autisme juga dapat berprestasi. Ia kini tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan sempat berhasil menjadi runner up Kompetisi Bisnis Mahasiswa Nasional pada Desember 2020.

Walau sibuk berwirausaha dan menjadi narasumber di berbagai acara, Aden tidak meninggalkan kewajiban ibadah. Ia tetap menjalankan puasa, tarawih, dan ibadah lainnya sebagaimana yang biasa ia lakukan sejak kecil.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ingin Punya Toko Kue

Ketelatenan Aden dalam memasak disertai prestasi yang terus diukir membuatnya memiliki mimpi besar ingin memiliki toko kue sendiri usai lulus kuliah. Cita-cita ini didukung pula oleh pendidikan Aden yang cocok yakni di bidang tata boga atau kuliner.

Selama pandemi COVID-19, ia melakukan kuliah dan praktik masak secara daring. Salah satu jenis masakan yang lekat dengan kehidupan Aden adalah kebab. Makanan ini menjadi menu andalannya untuk dijual dalam bentuk beku dan dijual secara daring pula.

Tak tanggung-tanggung, kebab buatan Aden sudah sampai ke beberapa kota seperti Madiun, Kediri, Malang, Denpasar dan Jakarta.

“Aden memasak kebab setiap akhir pekan lalu dijual dalam bentuk frozen (beku). Penjualannya via WA, Facebook, dan Instagram,” ujar sang ibu, Bonny, mengutip keterangan pers Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) Rabu (12/5/2021) lalu.

Bonny berharap agar anak-anak berkebutuhan khusus seperti Aden bisa mendapat dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan agar bisa berkembang dan mandiri secara finansial.

“Saya berharap semoga semua pihak terus bergandengan tangan untuk mendukung kaum disabilitas. Mereka bisa jika diberi kesempatan dan dukungan itu sangat berarti,” tutupnya. 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.