Sukses

Lewat Pembiasaan, Bukan Tidak Mungkin Ajak Anak Autisme Belajar Puasa

Melalui pembiasaan dari orang tua, anak autisme mampu belajar puasa secara perlahan.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan jadi waktu yang tepat bagi orang tua untuk mengajarkan anak berpuasa. Begitu pun dengan orang tua dengan anak autisme atau ASD (Autism Spectrum Disorders).

Dilansir dari ANTARA, Dr. Adriana Soekandar Ginanjar, Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengatakan untuk mengajak anak autisme belajar berpuasa bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin. Melalui pembiasaan dari orang tua, anak autisme mampu belajar puasa secara perlahan.

Lewat pembiasaan ini, ternyata cukup banyak anak-anak dengan gangguan autisme yang dapat dikatakan cukup berat mampu mengikuti puasa. Karena pada dasarnya anak mampu belajar dari meniru apa yang mereka lihat. Seperti mengamati kegiatan orang tuanya di rumah, dan dibiasakan untuk ikut dalam ibadah orang tua.

“Sebenarnya, anak belajar melalui meniru, observasi dari kegiatan (orang tua) di rumah, ritual (ibadah) berjalan, misalnya dari kecil sudah dibangunkan untuk sahur,” ujar Adriana.

Dalam hal mengajarkan anak berpuasa, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kebiasaan yang diajarkannya tidak bisa langsung ditiru dan dilaksanakan saat itu juga oleh sang anak. Sebagaimana sifat anak pada umumnya, pengenalan dapat dilakukan secara bertahap.

“Misalnya, kalau pun anak masih belum bisa berpuasa penuh dan lapar di jam 10, diperbolehkan makan, lalu nanti dilanjut berpuasa lagi,” kata Adriana.

Selain itu orang tua juga dapat membuatkan makanan yang lebih enak untuk anak berbuka puasa.

 

Simak Juga Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengenalan Ibadah Lain

Dalam mengenalkan ibadah salat dan lainnya, usahakan jangan sampai ada paksaan. Pengenalan memang bisa dilakukan sejak dini tetapi tidak bisa dipaksakan, karena pemahaman setiap anak berbeda-beda.

Adriana menganjurkan untuk mengajarkan anak salat meskipun hanya mengikuti gerakannya saja tanpa mengetahui bacaan. Secara bertahap nantinya pemahaman anak akan semakin baik. Ketika anak sudah paham, maka selanjutnya orang tua dapat menjelaskan hal lain tentang beribadah. Seperti manfaat puasa untuk kesehatan dan lain sebagainya.

Memang ada beberapa anak yang kuat berpuasa walaupun melihat anak lain disekelilingnya makan. Bahkan ada juga anak yang senang membaca Al-Quran. Semua ini dapat dilakukan berdasarkan kebiasaan yang diajarkan di rumah. Mengajarkan kebiasaan baik tidak perlu dengan mengcam anak, akan lebih baik apabila memberikan hadiah atas pencapain anak.

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 
3 dari 3 halaman

Infografis Waspada 5 Gejala COVID-19 pada Anak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.