Sukses

Stafsus Angkie Yudistia: Informasi Vaksinasi yang Valid Harus Menjangkau Kelompok Disabilitas

Menurut Stafsus Angkie Yudistia, informasi yang benar tentang vaksinasi COVID-19 juga harus diberikan kepada keluarga terdekat penyandang disabilitas

Liputan6.com, Jakarta Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden mengatakan bahwa penyandang disabilitas punya hak mendapatkan informasi yang benar mengenai vaksinasi COVID-19. Maka dari itu sosialisasi yang dilakukan pun harus menyasar orang-orang terdekat mereka.

Dalam dialog virtual pada Kamis (8/4/2021), Angkie mengatakan bahwa salah satu tantangan vaksinasi pada penyandang disabilitas adalah karena masih banyak orang yang tidak paham.

"Literasi informasi, literasi digital, itu sangat minim sekali. Walaupun kita sudah setiap hari memberikan informasi kepada masyarakat, tapi untuk informasi ini sangat minim diterima teman-teman disabilitas," kata Angkie.

Hal inilah yang dinilai Angkie menyebabkan banyak beredar hoaks dan informasi yang simpang siur, dan membuat para penyandang disabilitas menjadi bingung untuk percaya kepada siapa.

Pendiri Thisable Enterprise ini mengungkapkan bahwa para penyandang disabilitas sebenarnya adalah kelompok masyarakat yang berbasis komunitas.

"Teman-teman disabilitas akan lebih mempercayai apa yang komunitasnya bilang. Jadi untuk meminimalisir hoaks itu adalah bagaimana komunitas teman disabilitas itu mendapatkan akses informasi yang valid."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membentuk Ekosistem Bukan Hal Gampang

Angkie melanjutkan, pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah, hingga kabupaten, juga punya andil untuk melakukan sosialisasi vaksinasi hingga menjangau ke kelompok-kelompok rentan termasuk disabilitas.

"Membentuk ekosistem ini bukanlah perihal yang gampang. Susah. Bagaimana mindset masyarakatnya," kata Angkie.

Ia mencontohkan dalam pelaksanaan vaksinasi disabilitas di Istora Senayan, Jakarta saja, masih banyak tantangan yang harus dihadapi ketika mereka bertemu dengan orang lain.

"Semua masih terkaget-kaget," katanya. "Tetapi ini harus dibiasakan. Untuk membentuk lingkungan yang inklusif. Kita terbiasa melihat teman-teman disabilitas ada di kehidupan sehari-hari. Teman disabilitas juga terbiasa berada di lingkungan sehari-hari."

3 dari 4 halaman

Informasi dari Keluarga Terdekat

Angkie pun mengatakan, komunitas seperti lingkungan pertemanan hingga sekolah, juga punya peran untuk melakukan sosialisasi vaksinasi terutama bagi keluarga penyandang disabilitas.

"Mungkin teman disabilitas adalah penerima vaksin, tetapi mendapat informasi itu adalah dari yang terdekat."

Angkie sendiri mengungkapkan bahwa apabila vaksinasi bagi penyandang disabilitas bisa mencapai ke 10 juta orang di usia produktif, hal itu adalah hal yang menurutnya luar biasa.

"Akses menuju tempat vaksinasi massal itu jadi tantangan. Idealnya memang nakes (tenaga kesehatan) yang datang ke rumah, tetapi jumlah nakes kita kalah dengan jumlah disabilitas," ujarnya.

"Jadi kita mencoba untuk mengikuti bagaimana kita bisa berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu agar masalah transportasi ini bisa diakomodir sehingga bisa mencapai sentra vaksinasi."

4 dari 4 halaman

Infografis Mekanisme Vaksinasi Covid-19 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.