Sukses

Buka Lowongan Astronot Disabilitas, Badan Antariksa Eropa Ingin Perluas Keberagaman

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi pelamar astronot di badan tersebut, termasuk bagi para penyandang disabilitas

Liputan6.com, Jakarta Badan antariksa Eropa, European Space Agency (ESA) baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melakukan perekrutan astronot dengan cakupan yang lebih luas. Salah satunya adalah membuka peluang bagi penyandang disabilitas.

Perekrutan astronot ini sendiri merupakan yang pertama dalam belasan tahun. Salah satu tujuannya adalah menciptakan keragaman yang lebih besar.

ESA menyatakan bahwa mereka berupaya untuk merekrut lebih banyak astronot wanita di tahun ini, serta penyandang disabilitas yang punya mimpi untuk bisa pergi ke luar angkasa.

Mereka mengungkapkan bahwa dari sekitar 560 orang yang pernah pergi ke luar angkasa, hanya 65 yang merupakan perempuan. ESA juga baru mengirim dua orang wanita yaitu Claudie Haignere dan Samantha Cristoforetti.

"Kami melihat ke arah Bulan dan Mars. Kami membutuhkan astronot yang sangat baik untuk masa depan," kata Jan Woerner, Direktur Jenderal ESA pada pengumumannya Februari lalu seperti dikutip dari New York Post, Selasa (6/4/2021).

"Untuk melangkah lebih jauh dari sebelumnya, kita perlu melihat lebih luas dari sebelumnya," Woerner menambahkan.

ESA mengungkapkan bahwa program untuk membawa penyandang disabilitas ini disebut dengan Parastronaut Feasibility Project. Mereka mengatakan bahwa mereka merupakan lembaga antariksa pertama yang membuka lamaran bagi penyandang disabilitas.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diklaim Sebagai Lowongan untuk Astronot Disabilitas Pertama

"Mewakili semua bagian dari masyarakat kami adalah perhatian yang kami tangani dengan sangat serius," kata David Parker, direktur eksplorasi manusia dan robotik ESA.

"Keragaman di ESA seharusnya tidak hanya membahas asal, usia, latar belakang atau jenis kelamin astronot kita, tetapi mungkin disabilitas fisik," Parker menambahkan.

Mengutip The Sun, lowongan ini dibuka sejak 31 Maret hingga 28 Mei 2021. Semua pelamar harus mengirimkan pengajuan mereka lewat laman karir ESA dalam periode tersebut.

Para pelamar harus berusia di bawah 50 tahun, dan bergelar master di bidang ilmu alam, kedokteran, matematika, atau komputer. Selain itu, mereka juga harus memiliki tiga tahun pengalaman profesional, atau pernah bekerja di bidang sains, teknik, pilot, atau yang terkait lainnya.

Untuk penyandang disabilitas, ESA mengungkapkan bahwa persyaratan mereka juga berdasarkan kategori yang ditetapkan oleh International Paralympic Committee.

Beberapa persyaratan mereka pertimbangkan adalah orang dengan defisiensi tungkai bawah di bawah lutut atau pergelangan kaki (misalnya akibat amputasi atau defisiensi anggota tubuh bawaan), perbedaan ekstrem panjang kaki, atau memiliki tinggi di bawah 130 centimeter.

Sementara untuk disabilitas mental, dalam laman resminya, ESA mengatakan bahwa mereka "mencari individu yang secara psikologis, kognitif, teknis, dan profesional memenuhi syarat untuk menjadi astronot."

Nantinya, enam tahap seleksi akan dimulai. Para pelamar akan mengikuti proses seleksi yang berlansung selama 17 bulan. Kandidat yang berhasil diperkirakan akan resmi dilantik pada Oktober 2022.

 

3 dari 3 halaman

infografis Negara Asgardia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.