Sukses

Kendala Teman Tuli Menghadapi Kondisi Pandemi COVID-19

Kondisi Pandemi COVID-19 saat ini membuat teman tuli kesulitan untuk berkomunikasi dengan lawan bicaranya, karena harus menggunakan masker dan menjaga jarak.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran pandemi COVID-19 membawa tantangan baru dan mengharuskan semua orang melakukan isolasi mandiri, khususnya bagi teman tuli di Idaho, AS.

Pakar Kesehatan menyarankan semua orang untuk menggunakan masker dan menjaga jarak sosial, sebagai upaya melindungi diri dari penyebaran virus. Namun, hal ini menjadi penghalang bagi teman tuli untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena mereka terbiasa untuk membaca gerak bibir dan melihat ekspresi lawan bicaranya.

Kendala komunikasi dirasakan oleh dua orang Tuli, yakni Ron dan Jelinda Monsher. Mereka kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan oleh pelayan toko ketika membeli bahan makanan. Sehingga mereka harus mengunjungi pusat kesehatan St. Luke untuk memasang alat bantu dengar.

Keduanya terlihat bahagia setelah merasakan manfaat dari alat bantu dengar.

“Ini keajaiban, kami tidak menyadari begitu banyak hal dalam hidup yang kami lewatkan selama beberapa tahun terakhir dan itu luar biasa,” kata Jelinda, seperti dilansir dari KTVB7.

Ron juga mengatakan bahwa mereka tidak perlu lagi mengeraskan volume televisi untuk mendengarkan apa yang sedang dibicarakan.

Dr. April Ward, Audiolog dan Direktur Pusat Pendengaran dan Keseimbangan Idaho Elks St. Luke, mengatakan gangguan pendengaran dan disabilitas tak terlihat lainnya dialami hampir 50 juta orang Amerika. Ia juga berkata bahwa hasil survei terbaru menunjukkan 95 persen anggota komunitas teman tuli yakin bahwa penggunaan masker menjadi hambatan komunikasi bagi mereka.

“Mereka tidak dapat membaca bibir, selain itu jarak fisik membuat percakapan lebih sulit karena semakin jauh lawan bicara semakin kecil suara mereka,” kata Dr. Ward.

Dr. Ward juga mengatakan, banyak dari mereka yang tidak dapat mengakses platform teknologi karena tidak ada bantuan teks.

“Banyak yang tidak memiliki akses ke teks saat menggunakan semua platform teknologi, yang telah digunakan lebih banyak lagi selama pandemi.”

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesulitan untuk memahami orang

Sekitar 70 persen responden mengatakan lebih memikirkan gangguan pendengaran yang mereka alami selama pandemi, sisanya mengalami peningkatan kecemasan dan merasa kesepian karena sulit untuk berhubungan dengan keluarga dan teman.

Dr. Kate Savage, seorang Audiolog, kesulitan untuk memahami orang yang menggunakan masker. Ia juga mengatakan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu para teman tuli.

Pertama, jika menemukan teman tuli kesulitan memahami apa yang Anda katakan, tetapi Anda harus memakai masker dan menjaga jarak, maka bawalah mereka ketempat yang lebih sunyi, agar mereka dapat memahami maksud pembicaraan sedikit lebih baik.

Kedua, menuliskan kalimat yang ingin disampaikan kepada teman tuli melalui kertas atau aplikasi, kemudian berikan kepada mereka untuk dibaca.

Ketiga, gunakan gerakan tubuh dan isyarat tangan untuk meningkatkan pemahaman teman tuli ketika berkomunikasi.

Terakhir dan yang tak kalah penting, Dr. Kate Savage mengatakan, “bersikaplah dengan baik.”

Savage merasa sedih ketika banyak laporan pasien yang diterimanya menunjukkan bahwa teman tuli mengalami frustasi atas kesulitan yang dirasakan ketika memahami apa yang dikatakan orang lain atau ketika mereka dimarahi orang lain karena tidak mampu mendengarkan pembicaraan dengan baik.

 

Penulis: Rissa Sugiarti

3 dari 3 halaman

Infografis Waspadai 3 Gejala Khusus Covid-19 pada Lansia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.