Sukses

Susu Sapi A2 Lebih Baik dari yang Biasa, Apakah Cocok untuk Penyandang Autisme?

Susu sapi A2 adalah susu yang hanya mengandung beta kasein A2 yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan masalah pencernaan seperti mual dan sakit perut.

Liputan6.com, Jakarta Susu sapi A2 adalah susu yang hanya mengandung beta kasein A2 yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan masalah pencernaan seperti mual dan sakit perut. Namun, apakah susu sapi A2 cocok untuk dikonsumsi oleh anak dengan disabilitas terutama autisme?

Menanggapi hal ini, Profesor Sistem Agri-Food dari Lincoln University, Selandia Baru, Keith Woodford, menjelaskan bahwa susu sapi A2 sangat baik untuk penyandang autisme, tapi perlu penelitian yang lebih lanjut untuk menemukan bukti pasti.

“Autisme adalah kondisi yang sangat rumit dan cukup sulit untuk melakukan penelitian tentang (pengaruh susu sapi A2) terhadap autisme,” ujar Keith dalam seminar daring, Sabtu (27/2/2021).

Hingga kini, belum ada kepastian bahwa susu sapi A2 bisa menimbulkan perbedaan pada autisme, lanjut Keith. Namun, banyak bukti yang menunjukkan bahwa dengan meminum susu sapi A2, kondisi mereka menjadi lebih baik.

“Tapi yang saya tahu autisme mengalami banyak perbaikan kondisi dengan minum susu sapi A2,” tambahnya.

Di Rusia, autisme menjadi topik yang selalu ingin dibicarakan. Keith menekankan bahwa penyebab autisme sangat beragam, ia pun menyimpulkan susu sapi A2 sangat penting bagi penyandang autisme tapi itu bukan jawaban keseluruhan, katanya.

 

 

<p><strong>**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan <a href="https://www.liputan6.com/quran/" rel="nofollow">ayat-ayat ini</a>.</strong></p>

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenal Susu Sapi A2

Menurut Keith, tidak semua jenis susu memberikan dampak baik bagi tubuh. Pada dasarnya, susu mengandung tipe protein spesifik yang disebut beta kasein.

Kebanyakan beta kasein pada sapi di Eropa berbeda dengan mamalia lain karena adanya sejarah mutasi. Bahkan, mutasi ini belum diketahui penyebabnya.

Mutasi tersebut menyebabkan terciptanya protein beta kasein A1. Padahal, bentuk awal protein dari seluruh mamalia termasuk sapi dan manusia adalah beta kasein A2.

Sayangnya, susu sapi dengan kandungan A1 lebih sulit dicerna ketimbang susu sapi A2. Hal inilah yang menyebabkan mual dan rasa tidak nyaman di perut setelah mengonsumsi susu sapi A1.

Ia menambahkan, konsumsi susu sapi A1 dapat menyebabkan gangguan pada tubuh terutama di bagian pencernaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan A1 akan pecah dan melepaskan peptida beta casomorphin-7 (BCM-7) dalam pencernaan.

Pelepasan BCM-7 dapat menyebabkan perut terasa sakit dan intoleransi laktosa. Efek seperti ini akan jarang ditemui pada susu sapi A2. Maka dari itu, lanjutnya, susu sapi A2 akan sangat dibutuhkan di Asia karena benua tersebut memiliki angka intoleransi laktosa yang tinggi.

Susu sapi A2 sendiri berasal dari sapi A2 di mana untuk mengetahui jenis sapi tersebut perlu dilakukan tes DNA.

“Kita tidak bisa melihat mana sapi A2, A1, dan A1 A2 dengan mata telanjang. Satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan tes DNA, tidak ada cara lain.”

Melihat kandungan tersebut, Keith merekomendasikan untuk beralih ke susu sapi A2. Menurutnya, kini sudah banyak perusahaan yang sadar dan lebih menggunakan susu sapi A2 untuk produk yang dijualnya.

Salah satu cara membedakan susu sapi A1 dan A2 adalah dengan melihat di kemasan produk. Biasanya, produk dengan susu sapi A2 akan mencantumkan kata ‘A2’, kata Keith.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.