Sukses

Anak Penyandang Disabilitas Harus Mendapat Prioritas Vaksin

Pentingnya memprioritaskan anak dengan disabilitas belajar untuk memperoleh vaksin.

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak penyandang disabilitas harus menjadi kelompok prioritas vaksin. Keluhan ini dikemukakan oleh seorang ibu dari anak penyandang disabilitas belajar, Mo Robinson.

Ia berharap agar putrinya segera mendapatkan vaksin Covid-19. Menurutnya vaksin tidak hanya melindungi kesehatan penyandang disabilitas seperti putrinya, Amy, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup saat ini yang serba dibatasi.

"Perlunya prioritas ini karena ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik. Hal ini memungkinkan infeksi tidak terdeteksi lebih besar. Mereka juga tidak mampu untuk mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker atau menjaga jarak, dilansir dari itv.com.

Data Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) mencatat, sekitar 30.296 dari 50.888 kematian COVID-19 antara Januari dan November terjadi pada penyandang disabilitas. Ini artinya, hampir enam dari setiap 10 orang yang meninggal akibat virus corona di Inggris tahun lalu.

Wanita dengan disabilitas tingkat parah (hingga kesulitan untuk melakukan aktivitas harian karena kerterbatasan yang dimiliki) berisiko 3,5 kali lebih besar mengalami kematian akibat virus corona dibandingkan dengan wanita non disabilitas. Sedangkan untuk wanita dengan tingkat disabilitas sedang (dapat melakukan aktivitas harian namun sedikit terbatas) risiko mengalami kematian akibat virus corona 2 kali lebih besar.

Namun, angka risiko jauh lebih besar untuk pria dan wanita dengan ketikamampuan belajar. Yakni 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ketidakmampuan belajar.

Amy (27) memiliki sejumlah kondisi kesehatan selain ketidakmampuan belajar. Sang ibu mengatakan usia putrinya sudah bukan lagi anak-anak tetapi perkembangannya terlihat seperti bayi yang tidak mampu memahami pandemi.

"Dia mungkin berusia 27 tahun, tetapi secara perkembangan dia mungkin seorang bayi. Dia sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang apa itu pandemi," ujar Amy kepada itv.

 

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Putrinya frustasi

Mo juga mengkhawatirkan putrinya yang terlihat seperti frustasi dengan keadaan pandemi. "Karena dia tidak bisa keluar, saya perhatikan dia menjadi lebih pendiam dan gelisah. Dia melukai diri sendiri, menggigit tangannya dengan frustrasi dan mengeluarkan darah."

Ia juga berpikir jikalau sang putri terinfeksi virus kemungkinan terburuk kematian bisa saja terjadi. Pemikirannya didasari dengan keterbatasan bicara yang dimiliki putrinya. "Saya juga merasa jika dia tertular Covid, dia bisa meninggal. Dia non-verbal jadi tidak bisa memberi tahu orang apa yang salah, dan dia tidak akan mentolerir memakai masker oksigen atau menjalani perawatan."

Akhirnya suara Ibu Amy dan anggota kelompok lain didengar. Minggu ini per tanggal 23 Februari 2021. Menteri Kesehatan setempat, Vaughan Gething, mengatakan telah menerima saran untuk menjadikan orang-orang dengan ketidakmampuan belajar sebagai prioritas vaksin.

Juru bicara pemerintah, Welsh, juga berkata "Komite Bersama tentang Vaksinasi dan Imunisasi merekomendasikan orang dengan ketidakmampuan belajar yang parah harus dimasukkan ke dalam kelompok prioritas vaksinasi saat ini ini."

 

 
3 dari 4 halaman

Jangan Abaikan Mereka

James Taylor, dari Badan Amal Disabilitas mengatakan, selama pandemi penyandang disabilitas merupakan pihak yang paling merasakan kesulitan.

“Sebagian besar dari mereka telah dilupakan, dibiarkan hidup sendiri tanpa dukungan orang lain, tanpa informasi, dan tanpa sarana komunikasi yang memadai,” kata Richard Kramer, Kepala Eksekutif Badan Amal Disabilitas Nasional, Sense, dilansir dari BBC.

Richard juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya ikut bertindak saat ini, membuat rencana jalan keluar agar penyandang disabilitas tidak terus terkurung dan memprioritaskan kebutuhan keluarga mereka. Agar angka kematian akibat virus corona pada penyandang disabilitas tidak lagi terulang.

 

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 
4 dari 4 halaman

Infografis Negara Pertama Suntik Vaksin Covid-19, Inggris atau China?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.