Sukses

Selama Pandemi COVID-19, Penyandang Disabilitas Kesulitan Melakukan Pengobatan di AS

Pemrosesan SSDI mengalami keterlambatan yang diakibatkan oleh pandem

Liputan6.com, Jakarta Asuransi disabilitas jaminan sosial (SSDI) di AS mengalami keterlambatan akibat pandemi COVID-19. Hal ini sangat menyulitkan penerimanya yang sedang melakukan pengobatan dan membutuhkan asuransi tersebut.

Seperti dilansir dari ABC 7 Eyewithness News, keterlambatan ini dirasakan langsung oleh salah satu penerima SSDI yang sudah mengalami kecatatan sejak usia belia, sehingga ia tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Saya terpeleset dan jatuh hingga tulang belakang saya rusak,” kata Antonio Evans, yang tidak dapat bekerja sejak kecelakaannya pada tahun 2019.

“Saya harus pulih dari kelumpuhan dari leher ke bawah”, Evans menambahkan.

Namun selama melakukan perawatan di rumah sakit, salah seorang teknisi kelistrikan disana memberikannya informasi mengenai cara mengajukan SSDI. Ia sangat membutuhkan asuransi tersebut karena harus terus melanjutkan proses pengobatan untuk kesembuhannya.

“Saya masih dalam proses penyembuhan. Saya sangat merasakan kesakitan pada jalur saraf di sepanjang lengan,” kata Evans kepada I-Team.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kendala SSDI

Proses pengarsipan SSDI memang terkenal memakan waktu juga rumit, namun pandemi malah lebih memperlambat pemrosesannya. Menurut Administrasi Jaminan Sosial, perubahan terjadi ketika pandemi melanda karena waktu tunggu di beberapa area layanan prioritas menjadi lama.

Agensi pelayanan juga untuk sementara waktu harus tutup sejak awal pandemi. Para karyawan yang bekerja untuk mengurus kearsipan SSDI juga harus bekerja jarak jauh dari rumah masing-masing. Sehingga, sulit untuk mengurus dokumen medis karena penundaan pembuatan surat-surat asuransi.

“Ini sistem yang sulit dilacak. Sepertinya, saya tidak mencoba membayar pajak penghasilan sendiri. Ini sistem yang rumit. Dan menurut saya, Jaminan Sosial dan disabilitas serupa. Aturannya sangat rumit,” kata Tom Yates, yang menjalankan klinik hukum nonprofit untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah melalui proses aplikasi SSDI.

Yates juga mengungkapkan beberapa dari mereka yang memperoleh bantuan SSDI mengalami kesulitan untuk mendapatkan rekam medis atau melakukan pemeriksaan medis. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang mengalami keterlambatan ketika pandemi berlangsung. Beberapa kantor medis juga menghentikan semua perawatan medis elektif dan 30% penyedia layanan medis masih tidak bersedia untuk melakukan pemeriksaan secara langsung.  

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.