Sukses

Tak Melulu Tentang Fisik, Pendaki Disabilitas Juga Perlu Perhatikan Kekuatan Mental

Pendaki dengan disabilitas fisik, Sutardy Mayore memberikan beberapa pendapat terkait dunia pendakian bagi penyandang disabilitas berdasarkan pengalamannya sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Pendaki dengan disabilitas fisik, Sutardy Mayore memberikan beberapa pendapat terkait dunia pendakian bagi penyandang disabilitas berdasarkan pengalamannya sendiri.

Menurut pria yang mengawali pendakiannya di Gunung Klabat, Sulawesi Utara, pada 2013 ini, persiapan fisik dan logistik bagi pendaki disabilitas cenderung sama dengan pendaki lainnya. Namun, waktu istirahat dan rasa lelah badan “mungkin” lebih banyak dari pendaki non disabilitas.

“Yang paling saya tekankan dari pendakian bukanlah tentang fisik, tapi mental. Saya sudah membuktikan sendiri bahwa fisik saya kurang tapi saya bisa melakukan pendakian,” ujar pria yang akrab disapa Tardy ini dalam seminar daring Konekin ditulis Kamis (18/2/2021).

“Menurut saya mental itu lebih dari fisik, dalam pendakian ketika mental saya lemah maka fisik saya juga turun drastis menjadi lebih lemah.”

Hal ini dialaminya saat pendakian pertama, maka dari itu Tardy menekankan bahwa kesiapan mental sangat penting di dalam setiap pendakian.

“Ketika mental saya lebih kuat dari fisik, saya bisa menyeimbangkan bahwa ketika fisik lemah maka saya harus istirahat bukan melanjutkan pendakian.”

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Yang Mengakibatkan Tersitanya Waktu Pendakian

Dari pengalaman pertama mendaki Gunung Klabat, Tardy mempelajari beberapa hal yang dapat memperlambat pendakian.

Hal-hal tersebut berkaitan langsung dengan latihan fisik sebelum mendaki dan kelengkapan alat yang dibawa.

“Di pendakian pertama sebetulnya saya tidak melakukan latihan fisik sebelum mendaki jadi banyak waktu yang tersita akibat banyak istirahat.”

Waktu yang tersita kemudian dapat memicu timbulnya risiko-risiko lain. Seperti memperlambat perjalanan, meningkatkan risiko tersesat, dan menambah beban pikiran saat mendaki.

Selain itu, kurangnya logistik juga dapat memicu berbagai masalah seperti kedinginan hingga hipotermia, pertolongan pertama pada luka, dan kelaparan.

Maka dari itu, Tardy berpesan bagi para pendaki khususnya yang memiliki disabilitas fisik untuk memastikan latihan fisik terlebih dahulu sebelum mendaki, memerhatikan kesiapan mental, dan mengecek kelengkapan logistik. 

3 dari 3 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.