Sukses

Bak Barbie, Remaja Down Syndrome Tumbuh Cantik dan Sukses

Sejak usia Kennedy masih 6 tahun, ia selalu menyukai kamera. Saat toko pakaian memberinya pakaian, Kennedy akan berfoto dengan memakainya dan mengirinkan hasilnya sebagai balasannya.

Liputan6.com, Jakarta Sebagaimana kebanyakan orang dengan Down Syndrome, Kennedy Garcia yang kini berusia 16 tahun juga menjalani kehidupan yang sulit. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Tetapi dengan bantuan dokter, keluarganya, dan sikap positifnya, ia berhasil melewati semuanya.

Down syndrome adalah suatu kondisi dimana seseorang dilahirkan dengan kromosom ekstra. Kromosom ekstra ini dapat menyebabkan komplikasi pada perkembangan tubuh dan otak bayi selama masa kehamilan.

Meskipun orang dengan Down Syndrome mungkin berjuang lebih keras daripada yang tidak, namun kondisi tersebut tidak menghentikan mereka untuk menjadi lebih kuat dan sukses.

“Ia pasti telah mengatasi banyak hal. Ia telah menjalani lebih dari 30 operasi dan ia menderita leukemia, kemudian operasi fusi tulang belakang saat masih balita. Ia menjalani kehidupan yang sulit. Tapi ia selalu menjaga sikap positif dan tersenyum dalam segala hal, bahkan saat ia sangat sakit atau kesakitan,” kata ibunya, seperti dimuat Brightside.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masuk dunia modelling

Sejak usia Kennedy masih 6 tahun, ia selalu menyukai kamera. Saat toko pakaian memberinya pakaian, Kennedy akan berfoto dengan memakainya dan mengirinkan hasilnya sebagai balasannya.

Saat memulai instagramnya sendiri, American Girl menemukannya saat ia berusia 10 tahun dan menghubungi Kennedy. Itu adalah pekerjaan pertamanya di LA. "Ia menyukai setiap detik dari pengalaman itu dan terpikat. Ia memulai akting dari sana dan telah menjalaninya sejak saat itu," kata ibunya.

Sebelum menjadi model, cinta pertama Kennedy yaitu menari. Ia mulai menari pada usia 5 tahun, setelah pulih dari operasi tulang belakangnya. Ia memulai kelas balet kecil dan masuk tim kompetisi saat ia berusia 6 tahun.

Ibunya mengatakan kini Kennedy merupakan satu-satunya yang berkebutuhan khusus di tim kompetisinya. Ia mendapat banyak teman melalui tarian. Dari tarian pula ia terdorong untuk bekerja dalam tim sebaik mungkin dan meraih kemenangan bersama. “Ia sangat menyukai keluarga tarinya dan saya pikir itu akan selalu menjadi bagian penting dalam hidupnya, bahkan setelah ia lulus," kata ibunya.

Perkembangan pesat Kennedy tak lepas dari dukungan dan cinta keluarganya padanya, termasuk pacarnya dan teman-temannya. Ibunya mengaku sedih saat ia lahir dan didiagnosis dengan down syndrome dengan pandangan yang sangat surang tentang masa depannya. Namun Kennedy terus membuktikan bahwa dokter itu salah. Ia, dengan caranya sendiri, membuktikan kepada dunia apa yang bisa ia lakukan.

Ibunya selalu berdiri di sisinya, mengawasinya tumbuh. “Sepanjang hidupnya, 'para ahli' telah memberi tahu kami 'Ia (Kennedy) tidak akan pernah bla bla bla' dan setiap kali ia menunjukkan kepada mereka 'Oh ya, saya bisa!' hanya dengan menjadi dirinya sendiri. Saya merasa sangat beruntung bisa menjadi ibunya dan 'mendapatkan kursi barisan depan' (menyaksikan seluruh perjalanan hidupnya) dalam hidupnya dan menyaksikan semuanya terungkap."

Setiap Kennedy pergi sekolah, ia akan berbicara dengan teman sebayanya di sekolah menengah dan atas tentang down syndrome, tentang apa itu down syndrome dan bagaimana berteman dengan penyandang disabilitas. Ia juga akan selalu memberi tahu mereka jika suatu saat bertemu dengan penyandang disabilitas dan mereka ingin memulai percakapan maka lakukan saja. Itu bisa menjadi awal dari persahabantan yang indah dan itu tidak harus sulit atau rumit.

Mungkin Kennedy ingin menunjukkan bahwa penyandang disabilitas dan yang bukan adalah sama, berdasarkan apa yang ia tunjukkan di akun instagramnya. Bahwa ia remaja yang cukup tipikal, ia senang berbelanja, mengirim SMS kepada teman-temannya, tidur larut, bergaul dengan pacarnya, makan junkfood, sebagaimana kebanyakan gadis seusianya. Jika ada yang berkesempatan bertemu dengannya, mereka akan menemukan bahwa ia adalah teman yang cukup baik dan sangat menyenangkan, kata ibunya.

3 dari 3 halaman

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.