Sukses

Saudara Kandung Penyandang Down Syndrome Juga Butuh Perhatian Orangtua

Psikolog dari Universitas Mercu Buana Dra. Tika Bisono, M.PsiT., mengatakan bahwa anak yang memiliki saudara kandung dengan down syndrome atau disabilitas lain memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembang saudaranya.

Liputan6.com, Jakarta Psikolog dari Universitas Mercu Buana Dra. Tika Bisono, M.PsiT., mengatakan bahwa anak yang memiliki saudara kandung dengan down syndrome atau disabilitas lain memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembang saudaranya.

Menurutnya, saudara non disabilitas dapat menjadi sumber terapi bagi kakak atau adiknya yang difabel. Namun, untuk memastikan peran saudara kandung optimal maka orangtua juga perlu memenuhi kebutuhannya.

Dengan kata lain, orangtua tidak hanya fokus pada kebutuhan anaknya yang spesial tapi juga berusaha memenuhi apa yang dibutuhkan anaknya yang non disabilitas.

“Kakak atau adik yang bukan down syndrome itu harus menjadi sumber terapi. Tapi sibling atau saudara kandung yang tidak down syndrome ini bisa kuat kalau kebutuhannya juga terpenuhi,” ujar Tika dalam webinar Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS), ditulis pada Sabtu (17/10/2020).

“Yang sering saya lihat, orangtua itu seolah-olah yang harus mendapatkan perhatian sebanyak-banyaknya adalah yang dengan penyakit yang gak sakit dianggap baik-baik saja dan bisa melakukan segalanya sendiri.”

Padahal, tambahnya, saudara non disabilitas sama sekali tidak baik-baik saja jika tidak mendapatkan perhatian. Terlebih lagi bagi anak-anak usia remaja.

“Remaja ini adalah sosok-sosok yang akan menjadi dewasa. Jadi ini tahap terpenting bagi seorang anak untuk dia menjadi manusia yang kokoh, tangguh, atau lemah.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menurut Seorang Adik dari Penyandang Down Syndrome

Amanda Kania Prabanari adalah salah satu remaja yang memiliki kakak dengan Down Syndrome, Ratri (20).

Menurutnya, memiliki kakak dengan down syndrome adalah sesuatu yang menyenangkan. Awalnya, ia tidak mengerti apa itu down syndrome. Namun, lama kelamaan ia akhirnya tahu bagaimana memperlakukan kakaknya dengan baik.

Terkait perhatian orangtua yang terbagi, ia mengaku tidak iri karena mengerti kebutuhan kakaknya lebih banyak dari kebutuhan dia. Walau demikian, tak dapat dimungkiri rasa iri itu terkadang dirasakannya.

“Kalau soal iri kenapa orangtua lebih perhatian sama kakak, ya sebenarnya aku bisa mengerti karena kakak kan butuh pendidikan perhatian yang lebih. Dia punya kekurangan, belum bisa ini itu kan mereka juga perlu dibimbing,” kata Amanda.

“Jadi sebenarnya kalau soal iri gak iri, lebih ke gak iri sih, biasa aja karena aku ngerti. Tapi ya pernah kadang-kadang,” tandasnya.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.