Sukses

Cara Menjelaskan Seks pada Anak Down Syndrome yang Mulai Beranjak Dewasa

Pendiri Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) Noni Fadhilah menjelaskan bahwa anak down syndrome juga memiliki hasrat seks. Sehingga, ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang wajar.

Liputan6.com, Jakarta Pendiri Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) Noni Fadhilah menjelaskan bahwa anak down syndrome juga memiliki hasrat seks. Sehingga, ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang wajar.

“Anak dengan down syndrome punya rasa seks jangan takut untuk itu, tapi kita jaga sejak dini,” ujar Noni dalam diskusi virtual, ditulis pada Jumat (9/19/2020).

Ia yang juga memiliki anak down syndrome, Zeina, menceritakan bahwa anaknya mulai menstruasi pada usia 11. Sebelum menstruasi itu terjadi, ia mengaku sempat sangat khawatir karena memikirkan bahwa anaknya belum bisa membersihkan tubuh secara mandiri.

“Jadi di usia 5 tahun saya sudah menyertakan dia untuk melihat bagaimana kita membersihkan, menggunakan, kemudian apa yang harus dilakukan setelahnya.”

Noni mengajarkan hal tersebut secara berkelanjutan di setiap bulannya hingga Zeina menginjak usia 11. Ternyata, pengajaran ini memperlihatkan hasil yang baik hingga saat menstruasi tiba, anaknya tidak panik.

“Dia tidak panik, tidak nangis, namun dia diam di balik tempat tidurnya dan mengatakan bahwa dia berdarah. Dia tidak takut dan tidak khawatir, dia hanya takut nanti berbekas.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rasa Suka pada Lawan Jenis

Setelah menstruasi, perubahan pada Zeina cukup signifikan. Ia mulai menyukai pria tampan yang tampak di layar kaca.

Sebagai orangtua, Noni menanggapi hal itu sebagai hal wajar namun orangtua perlu mengajarkan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait hal-hal dewasa.

“Di situ lah kita berperan sebagai sahabat dan ibu dia. Kalau bisa berikan gambaran-gambaran juga sehingga mereka tidak dilecehkan oleh orang.”

Menurutnya, rata-rata pelecehan seksual pada anak berkebutuhan khusus dilakukan oleh orang terdekat. Salah satu cara antisipasinya adalah tidak boleh dimandikan atau tidur bersama lawan jenis walaupun itu ayahnya sendiri.

“Karena mereka juga bisa merasakan sesuatu yang nikmat. Ajarkan untuk tidak sembarangan menyentuh dan disentuh orang, kalau sekadar suka itu manusiawi tapi tetap kita beri rambu-rambu seperti ke anak non disabilitas,” tutupnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Disabilitas:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.