Sukses

Mengenal Trakoma dan Glaukoma Sebagai Penyebab Disabilitas Netra

Peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Djadja Rahardja menjabarkan beberapa penyebab terjadinya disabilitas netra.

Liputan6.com, Jakarta Peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Djadja Rahardja menjabarkan beberapa penyebab terjadinya disabilitas netra.

Menurutnya, penyebab tunanetra sangat bervariasi tergantung lokasi geografis, status sosio ekonomi, dan usia. Secara umum sebetulnya tunanetra bisa dicegah dan diatasi.

Trakoma disebut sebagai penyebab utama tunanetra di negara-negara berkembang. Melansir Mayoclinic, trakoma adalah infeksi bakteri chlamydia trachomatis yang memengaruhi mata.

Trakoma menular dan menyebar melalui kontak dengan mata, kelopak mata, dan hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi. Itu juga dapat ditularkan dari barang-barang yang membawa bakteri tersebut, seperti sapu tangan.

Pada awalnya, trakoma dapat menyebabkan gatal-gatal ringan dan iritasi pada mata dan kelopak mata. Kemudian kelopak mata bengkak dan nanah mengalir dari mata. Trachoma yang tidak diobati dapat menyebabkan tunanetra.

Banyak organisasi yang berhubungan dengan kesehatan mempunyai program pencegahan tunanetra.

“Mereka bekerja di perkampungan dan daerah-daerah miskin dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kebersihan, kesehatan, dan akses untuk memperoleh pengobatan,” tulis Djadja dikutip pada Jumat (4/9/2020).

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Glaukoma

Glaukoma merupakan penyebab umum kebutaan di negara-negara barat. Hal ini terjadi karena usia harapan hidup mereka lebih panjang dari generasi sebelumnya. Usia berhubungan dengan penurunan daya penglihatan.

Tunanetra sangat berkaitan dengan kesehatan kornea mata. Cahaya masuk melalui kornea, bagian ini jernih dan transparan menutupi bagian depan dari mata. Kornea berbentuk cembung dan memberikan perlindungan terhadap bola mata bagian dalam.

Salah satu fungsi kornea adalah membantu memfokuskan gambar yang disampaikan ke otak. Apabila kornea rusak baik karena kecelakaan atau penyakit, dan tidak segera ditangani sehingga bagian dalam mata terinfeksi, maka hal tersebut akan menyebabkan kebutaan yang permanen atau buta total.

“Setelah cahaya melewati kornea, kemudian akan masuk ke bagian berikutnya yaitu yang disebut bilik depan, bagian ini berisi aqueous humor (cairan aqueous). Cairan ini membawa masuk gizi dan membuang sampah yang ada di bagian belakang dari cornea. Aqueous juga berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata.”

Menurut Djadja, penyakit utama pada cairan ini adalah glaukoma, yang dapat menyebabkan hilangnya ketajaman penglihatan. Orang dengan glaukoma biasanya mengalami sakit kepala dan memerlukan waktu yang sering untuk beristirahat. Diperlukan juga perawatan dokter untuk menangani masalah ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.