Sukses

Cegah Microtia di Masa Kehamilan, Ketahui Faktor Risikonya

Microtia adalah suatu keadaan di mana daun telinga bayi lebih kecil daripada ukuran normal, berikut faktor risikonya.

Liputan6.com, Jakarta Microtia adalah suatu keadaan di mana daun telinga bayi lebih kecil daripada ukuran normal. Keadaan microtia ini bisa disertai dengan tidak terbentuknya liang telinga, disebut dengan atresia atau liang telinga sempit disebut stenosis atau bahkan tidak ada liang telinga

Dr. Rosa Falerina, Sp.THT-KL dari Airlangga Microtia Centre menjelaskan, microtia dapat terjadi sejak usia kandungan 6 minggu.

“Saat janin di dalam kandungan usia 6 minggu itu ada namanya arkus brakialis satu dan dua di mana dia akan mulai berkembang membentuk daun telinga, liang telinga, gendang telinga, dan tulang pendengaran yang berkembang berbarengan,” kata Rosa dalam siaran Instagram Ruang Mendengar (11/7/2020).

“Apabila ada yang menghambat, misalnya faktor rubella atau karena obat-obatan yang menyebabkan gangguan pada janin, maka telinga tidak akan berkembang dengan sempurna sehingga ukuran daun telinganya jadi kecil yang mengakibatkan liang, gendang telinga, dan tulang pendengaran tidak terbentuk.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Faktor Risiko

Microtia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Rosa, faktor risiko ini terbagi menjadi faktor genetik dan non genetik.

Faktor non genetik terbagi lagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan dan non lingkungan. Faktor non lingkungan ini bisa disebabkan keadaan ibu pada saat mengandung.

“Bisa disebabkan penyakit Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (infeksi menular seks), dan Herpes (TORCH) yang tidak diobati dengan baik, itu bisa menyebabkan microtia.”

Selain itu, ibu dengan diabetes melitus atau kencing manis juga berpotensi tinggi melahirkan anak dengan microtia.

“Kalau faktor lingkungan itu dari obat-obatan yang mengandung retinoid acid yang biasanya terkandung dalam pemutih wajah dan obat jerawat. Kalau ibu hamil tidak tahu dampaknya maka mereka akan menggunakan produk perawatan wajah yang mengandung retinoid acid secara terus menerus.”

Microtia juga dapat terjadi akibat kurangnya asam folat yang diperlukan ibu hamil. Asam folat bisa didapatkan dari berbagai macam makanan seperti hati ayam, hati sapi, sayur-sayuran hijau, alpukat, biji-bijian seperti biji bunga matahari dan makanan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.