Sukses

Sempat Dicemooh, Penyandang Down Syndrome Ini Ubah Pandangan Masyarakat Melalui Fesyen

Grace Strobel telah membuat jejak di industri fesyen selama beberapa tahun sebagai model dengan down syndrome. Foto-fotonya yang memukau sudah tersebar di seluruh Amerika dan bahkan dunia.

Liputan6.com, Jakarta Grace Strobel telah membuat jejak di industri fesyen selama beberapa tahun sebagai model dengan down syndrome. Foto-fotonya yang memukau sudah tersebar di seluruh Amerika dan bahkan dunia.

Namanya dengan cepat dikenal orang karena wanita usia 24 ini acap kali tampil di televisi lokal maupun nasional dan di media lainnya.

Tahun ini, Grace diminta untuk berpartisipasi dalam kampanye Alivia, merek pakaian wanita yang terinspirasi dari ekspresi artistik individu dengan gangguan perkembangan. Merek ini diluncurkan pada April dan setiap bagian dari pakaian dibuat sebagai karya seni asli yang melibatkan penyandang disabilitas dalam proses pembuatannya.

"Itu mengasyikkan dan menyenangkan. Saya suka gaun-gaun itu, dan seluruh pemotretan adalah mimpi yang menjadi kenyataan," kata Grace mengutip laman Forbes, Minggu (16/8/2020).

Pemotretan dilakukan pada akhir pekan terakhir bulan Juni di Kansas City, Missouri, AS. Strobel mengenakan berbagai pakaian dalam berbagai pose dan dengan latar belakang suasana kota. Foto-foto itu diposting di situs resmi Alivia beberapa minggu kemudian.

"Itu sangat berarti bagi kami dan bagi Grace untuk mewakili merek yang percaya pada semua yang kami lakukan, dan membawa rasa hormat serta martabat bagi para penyandang disabilitas," kata Linda Strobel, ibu Grace.

"Apa yang dilakukan Alivia adalah mengubah pandangan bagi para penyandang disabilitas."

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Bully

Meskipun satu dari empat orang dewasa di Amerika Serikat hidup dengan disabilitas, namun masih terdapat kekurangan representasi yang sangat besar dalam hal tenaga kerja, liputan media, dan Hollywood secara umum.

Model dengan disabilitas masih sangat sedikit dan sering tidak digambarkan dalam kampanye mode nasional atau internasional.

Karena alasan itu, dunia model tidak selalu ada di pihak Grace. Faktanya, tiga tahun lalu, dia bekerja di kantin sekolah menengah. Suatu hari, saat sedang bekerja, Grace dihadang oleh sekelompok anak yang mulai menggodanya. Ibunya, yang juga berada di tempat yang sama saat itu melihat keributan tersebut.

"Mereka semua berbaris di sekitar Grace, jadi aku berjalan ke meja, dan aku berkata, 'Hai teman-teman, ada yang bisa kubantu?' Linda berkata, "Dan mereka berkata 'Tidak, kami ingin dia membantu kami.'"

"Saya bertanya mengapa dan mereka mulai tertawa terbahak-bahak dan berkata, 'Oh, karena kami tahu dia tidak bisa melakukannya.' Mata Grace membesar, dan wajahnya menjadi pucat pasi, lalu dia menangis."

Kejadian itu menjadi titik balik untuk Linda dan Grace. Mereka terinspirasi untuk memulai The Grace Effect, sebuah presentasi untuk sekolah tentang mengatasi rintangan, memperlakukan orang dengan kebaikan dan rasa hormat, dan hidup dengan disabilitas.

Grace dan Linda telah mempresentasikan pengalaman hidupnya kepada sekitar 3.000 siswa di lebih dari 100 sekolah tentang bagaimana rasanya menjadi difabel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.