Sukses

Community Experience, Komunitas bagi Para Pelancong Berkursi Roda

Melakukan kegiatan luar ruangan masih sulit dilakukan bagi sebagian penyandang disabilitas pengguna kursi roda.

Liputan6.com, Jakarta Melakukan kegiatan luar ruangan masih sulit dilakukan bagi sebagian penyandang disabilitas pengguna kursi roda. Masalah yang dihadapi adalah kondisi jalan dan fasilitas bagi difabel yang tidak tersedia di beberapa objek wisata alam.

Dalam mengatasi hal ini, Craig Grimes mendirikan Community Experience, organisasi nirlaba yang menyediakan informasi tentang kegiatan rekreasi untuk pengguna kursi roda dan panduan wisata di seluruh Inggris, melansir Disability Horizons.

Craig sendiri adalah pengguna kursi roda yang mencoba membuat pedesaan lebih mudah diakses. Diawali dengan memproduksi film pendek yang menunjukkan kepada orang-orang bagaimana mengakses jalur, bekerja sama dengan dewan Natural England, Leeds dan Leicestershire.

Pada 2014 ia memutuskan ingin membantu lebih banyak, sehingga mendirikan Experience Community yang awalnya hanya mengajak jalan-jalan difabel di sekitar Kota Leeds, Inggris.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kursi Roda Gunung

Pada saat yang sama, ia juga menjadi distributor kursi roda gunung (mountain trike). Ini pada dasarnya adalah seseorang yang menyarankan tentang model kursi roda luar ruangan yang sesuai dengan kondisi pelanggan.

Craig pertama kali mencoba kursi roda gunungnya di sebuah acara dan langsung ketagihan. Dengan menggunakan kursi roda yang disesuaikan untuk perjalanan luar ruangan, ia dapat berjalan-jalan di area pegunungan dan di jalur-jalur yang terbilang ekstrim.

“Melihat begitu banyak pengguna kursi roda gunung berjalan bersama-sama sungguh menakjubkan. Kami dapat bertukar gagasan tentang tempat-tempat untuk  perjalanan dan saling memberikan saran tentang pemeliharaan kursi roda,” ujar Craig.

Kecelakaan pada 1997 membuatnya harus menggunakan kursi roda. Kejadian itu menghancurkan impian karirnya untuk bekerja di konservasi. Kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan penelusuran di pedalaman hutan dan secara efektif menghentikannya dari mengejar jalur karier tersebut.

Teknologi kursi roda yang semakin canggih memungkinkan dia untuk tetap aktif dan mengakses pedesaan lagi dengan cara yang tidak pernah dia bayangkan.

Dengan kursi roda yang disesuaikan dengan kebutuhannya tersebut, dia dapat memanjat dan menuruni lereng yang curam, pergi ke hutan (bahkan jika tidak ada jalan setapak yang jelas), melalui trek yang rusak, lumpur yang dalam dan melalui sungai untuk membersihkan lumpur dari kursi rodanya. Ini semua hal yang tidak akan pernah bisa dia lakukan di kursi kerjanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.