Sukses

Kisah Inspiratif Nickole Cheron yang Membantu Penyandang Disabilitas Mandiri Saat Bencana

Saat ini ia adalah Koordinator Program Disabilitas untuk Kota Portland, Oregon dan bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan layanan untuk para penyandang disabilitas termasuk perencanaannya di seluruh kota.

Liputan6.com, Jakarta Kisah Nickole Cheron, seorang penyandang disabilitas menjadi inspirasi semua orang. Ia merupakan penderita atrofi otot tulang belakang (penyakit genetik yang melemahkan otot) yang dikenal kerap membantu orang berkebutuhan khusus di Oregon.

Saat ini ia adalah Koordinator Program Disabilitas untuk Kota Portland, Oregon dan bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan layanan untuk para penyandang disabilitas termasuk perencanaannya di seluruh kota.

Dengan pekerjaannya ini, Nickole memiliki beberapa kesempatan untuk bertemu langsung dengan para pemimpin internasional untuk membahas praktik terbaik dan Americans with Disabilities Act (ADA).

Nickole merupakan penerima gelar Master di Public Administration and Conflict Resolution. Usaha kerasnya untuk menciptakan kapasitas sipil inklusif untuk semua kelompok yang kurang terwakili membuatnya menciptakan dan memfasilitasi berbagai lokakarya dan pelatihan seputar kompetensi budaya, disabilitas, dan kesiapsiagaan darurat. Kini ia memegang beberapa dewan dan komite termasuk dewan Aging and Disability Charities of America, dewan ADA Region Ten, Portland Citizen Corp, komite pengarah Oregon Office on Disability and Health, dan komite United Way Diversity.

Semua prestasinya ini tidak Nickole dapatkan secara instan atau dari rasa kasihan publik. Melainkan atas dasar pengalaman pahitnya dan usaha kerasnya dalam membantu orang-orang yang memiliki masalah yang sama sepertinya, dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembali ke tahun 2008

Saat itu, tepatnya pada tahun 2008, Nickole Cheron terjebak di rumahnya selama delapan hari akibat badai musim dingin langka yang mengubur Portland, Oregon. Membuat kota ini tampak mati.

Tentu tidak sedikit yang merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Terlebih bagi Nickole yang ototnya terlalu lemah untuk menopang tubuhnya, delapan hari itu terasa baginya sangat mengancam jiwanya.

Terlahir dengan atrofi otot tulang belakang, Nickole sepenuhnya bergantung pada kursi roda dan pengasuh fulltime untuk melakukan sebagian besar tugas rutin. Sendirian selama delapan hari bukanlah pilihan. Jadi Nickole mendaftar untuk “Ready Now!,” sebuah program pelatihan kesiapsiagaan darurat yang dikembangkan melalui ikon external Oregon Office of Disability and Health.

“Hal terpenting yang saya pelajari dari‘ Ready Now! ’adalah memiliki rencana cadangan jika terjadi situasi darurat,” katanya.

“Ketika saya mendengar badai salju akan datang, saya mengirim email kepada semua pengasuh saya untuk mencari tahu siapa yang tinggal di dekat sini dan punya waktu luang. Saya memastikan bahwa saya memiliki generator, baterai untuk kursi roda, dan setidaknya persediaan makanan, air, dan obat resep selama seminggu.”

Nickole mengatakan pelatihan itu sangat memberdayakan dan memperkuat kemampuannya untuk hidup mandiri dengan disabilitas. Dia merasa lebih tahu tentang potensi risiko yang dapat dihadapi oleh para penyandang cacat selama bencana. Misalnya, klinik mungkin tutup, jalan-jalan dan trotoar mungkin tidak bisa dilewati, atau pengasuh mungkin tidak bisa datang.

Di antara kiat yang dipelajari Nickole dari pelatihan "Ready Now!" adalah:

- Kembangkan rencana cadangan. Beri tahu pengasuh, teman, keluarga, tetangga, atau orang lain yang mungkin bisa membantu selama keadaan darurat.

- Pastikan persediaan makanan, air, dan obat resep, suplai medis atau peralatan yang diperlukan sudah mencukupi, minimal untuk bertahan hidup selama seminggu.

- Buat daftar informasi kontak darurat dan pastikan Anda mudah menjangkaunya.

- Pastikan daya mobil terisi saat Anda sedang di rumah, karena itu dapat mengisi daya pada kursi roda listrik dan peralatan medis bermotor lainnya jika terjadi pemadaman listrik.

- Pelajari tentang transportasi alternatif dan rutenya.

- Pahami tanggung jawab dan batasan petugas garda terdepan (misalnya anggota pemadam kebakaran setempat) selama bencana.

“Pelatihan ini menunjukkan kepada orang-orang penyandang disabilitas bahwa mereka dapat melakukan banyak hal untuk mengatasi situasi krisis daripada yang orang lain mampu. 'Ready Now!' mendorong para penyandang disabilitas untuk mengambil kontrol (mandiri) atas perawatan mereka sendiri," kata Nickole.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini