Sukses

Semangat Remaja Difabel Membuat Karya Seni Mozaik

Rama Abu Hashish yang kini berusia 17 tahun berasal dari Madaba, Yordania, menghabiskan waktu berjam-jam berlatih teknik membuat mozaik

Liputan6.com, Jakarta Kisah inspiratif seseorang selalu berhasil mendorong diri kita untuk bisa lebih berpikir positif terhadap berbagai hal dalam menjalani hidup. Belum lama ini, seorang remaja putri berhasil membuat mozaik menggunakan tangan buatan.

Rama Abu Hashish yang kini berusia 17 tahun, seorang warga Madaba, Yordania, menghabiskan waktu berjam-jam berlatih teknik membuat mozaik. Dia memecah batu-batu kecil dengan tangan buatan miliknya.

Rama kehilangan lengannya dalam kecelakaan mobil saat usianya masih sembilan bulan. Dia merupakan bagian dari 13% populasi disabilitas di Yordania, menurut Higher Council for People with Disabilities.

Bukan kekecewaan yang ada pada dirinya karena merasa berbeda dengan anak sebayanya. Melainkan ia justru hidup dengan pikiran positif. Ia bahkan menyemangati penyandang disabilitas lainnya untuk tidak menyerah pada kondisi anggota tubuh yang tidak lengkap.

Rama pun mengatakan dalam video yang dikutip dari News Yahoo, "Saya ingin mengatakan kepada semua orang yang memiliki disabilitas, jangan malu dengan disabilitas Anda. Siapa pun dapat mengalami hal yang menyebabkan disabilitas. (Dan mereka ini) harus keluar ke masyarakat, melihat orang lain, dan tidak malu dengan kondisi disabilitas mereka. Mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai dengan latihan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membuktikan dengan seni

Mahmud Abu Hashish, ayah Rama, mengatakan,"Kami merasakan banyak rasa sakit. Sangat, sangat sulit bagi seseorang ketika kehilangan salah satu anggota tubuhnya, bagaimana kami beradaptasi dengan ini? Bagaimana kita bisa membantunya dalam setiap hal yang ia butuhkan? Lengan seseorang tidak ternilai harganya, maka dari itu kami menjadi lengan kedua untuknya."

"Tapi ia juga memutuskan untuk mandiri, terima kasih Tuhan. Dan ia membuktikannya dengan pergi ke pusat kesenian, dan menciptakan karya seni ini untuk dilihat semua orang. Dia tidak malu dengan kecacatannya. Sebaliknya, ia ingin memberi tahu orang lain, 'lihatlah aku, aku murid sekolah menengah dan masih bisa bekerja serta menghasilkan hal-hal hebat,'" ujar Mahmud.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini