Sukses

Kisah Inspiratif Dua Perempuan Berkulit Hitam Penyandang Disabilitas

Isu rasisme sedang hangat diperbincangkan. Orang berkulit hitam dan penyandang disabilitas acap kali menjadi sasaran diskriminasi.

Liputan6.com, Jakarta Isu rasisme sedang hangat diperbincangkan. Orang berkulit hitam dan penyandang disabilitas acap kali menjadi sasaran diskriminasi.

Di balik stigma negatif tentang kedua golongan tersebut, ada banyak orang berkulit hitam dan difabel yang menjadi inspirasi bagi orang lainnya. Contohnya Lauren Spencer dan Haben Girma.

Lauren "Lolo" Spencer

Lolo adalah seorang aktris, model dan influencer yang memiliki amyotrophic lateral sclerosis. Suatu gangguan pada saraf yang menyebabkan kelumpuhan. Akibatnya, perempuan ini harus menjadi pengguna kursi roda.

Dia adalah seorang nomine Penghargaan Indie Spirit untuk perannya dalam film Give Me Liberty.

Perempuan berambut keriting ini terdaftar sebagai salah satu penampil terbaik oleh Sundance Film Festival pada 2019 dan telah diwawancarai oleh banyak media termasuk, CNN, Buzzfeed dan The Hollywood Reporter.

Lolo memiliki saluran Youtube bernama Sitting Pretty, di mana dia berbicara tentang hidup sebagai penyandang disabilitas.

”Sebagian besar orang akan menganggap kehidupan orang dengan disabilitas fisik sangat menyedihkan atau sesuatu yang tidak menyenangkan.  Tetapi kita semua memiliki pilihan untuk menjalani kehidupan seperti yang kita inginkan," ujarnya, mengutip Disability Horizons.

"Bagi saya, 'Sitting Pretty' adalah cerminan dari pilihan itu. Saya di sini untuk menunjukkan bagian yang baik dalam hidup saya, tantangan yang unik bagi difabel dan segala sesuatu tentang disabilitas."

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Haben Girma

Haben Girma adalah advokat hak disabilitas Amerika dan lulusan tuli pertama Harvard Law School. Ia dinobatkan sebagai 'White House Champion of Change' oleh Presiden Barack Obama dan mendapat tempat di daftar Forbes 30 Under 30.

Haben percaya bahwa disabilitas adalah peluang untuk berinovasi. Dia berkeliling dunia mengajarkan manfaat inklusi.

Dalam memoarnya, The Deafblind Woman Who Conquered Harvard Law, dia berbagi kepada pembaca tentang petualangannya di berbagai tempat di dunia.

Termasuk pengalaman di rumah orangtuanya di Eritrea dan Ethiopia, membangun sekolah di bawah terik matahari Sahara, pelatihan dengan anjing pemandu di New Jersey, mendaki gunung es di Alaska, berjuang untuk pembaca buta di gedung pengadilan di Vermont, dan berbicara dengan Presiden Obama di Gedung Putih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.