Sukses

Pesan Penyandang DIsabilitas Fisik Berat untuk Melawan COVID-19

Sai Kaustuv Dasgupta penyanyi dengan disabilitas 90 persen berbagi pengalaman selama melakukan karantina COVID-19 selama 21 hari.

Liputan6.com, Jakarta Sai Kaustuv Dasgupta penyanyi dengan disabilitas 90 persen berbagi pengalaman selama melakukan karantina COVID-19 selama 21 hari. Dilansir Newz Hook pada Senin (6/4/2020).

Menurutnya, di tengah wabah Virus Corona, tanggung jawab setiap manusia adalah mengurangi infeksi, memutus rantai penyebaran dan mengikuti jarak sosial.

Apapun yang terjadi, setiap orang harus tetap di rumah sampai mode penguncian berhenti, tambahnya.

“Sebagai penyandang disabilitas 90 persen saya dengan senang hati melalui pengalaman ini dan mengunggah motivasi di media sosial sambil mencoba mengurangi risiko infeksi di sekitar lingkungan saya.”

Ia juga menerima semua anjuran pemerintah yang mencakup praktik terbaik pencegahan penyebaran Virus Corona sebagaimana ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Orang panik bagaimana cara bertahan di dalam rumah selama 21 hari! Dapatkah Anda bayangkan, saya juga dikunci selama 6 tahun (2009-2015) karena kondisi kesehatan saya yang kritis akibat penyakit tulang yang rapuh.”

Selama enam tahun ia dan orang tuanya mengalami depresi dan merasa tidak ada yang memedulikan mereka kala itu.

“Jadi jangan mengeluh, jangan mengkritik. Santai saja dan nikmati liburan yang tidak direncanakan ini. Cobalah semua hal baru yang Anda sukai. Silakan tinggal di rumah untuk menyelamatkan diri Anda dan semua orang.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Mengeluh

Sai menyarankan kepada semua orang untuk tidak mengeluh. “Ketika Anda mengeluh, pikirkan saja orang-orang seperti saya, yang sepenuhnya terbatas pada kursi roda.”

Pria asal India ini juga menceritakan bagaimana sulitnya ia menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak sosial.

“Satu tangan saya tidak mencapai yang lain. Bahkan jika saya mencoba, saya tidak dapat menjaga jarak sosial karena tanpa bantuan orang tua saya, saya tidak bisa mendapatkan segelas air. Jadi, tidak mudah untuk berurusan dengan isolasi dan memerangi virus mematikan ini untuk saya.”

Walau demikian, ia terus mencoba untuk memberikan dorongan positif bagi semua orang. Terutama dokter, perawat, polisi, dan sukarelawan medis yang berusaha menyelamatkan dunia.

“Jika mereka bisa berkorban begitu banyak, kita juga bisa tinggal di rumah dan membantu mereka dengan memutus rantai infeksi. Mari kita tetap aman di rumah, bersatu, kuat, bahagia dan berjuang,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.